Senin, 01 November 2010
TEOLOGI PB 1 REVISI FINAL.doc
BAB I
INTRODUKSI TEOLOGI PERJANJIAN BARU
Teologi Perjanjian Baru mempelajari tentang teologi dari Sinoptik, Kisah Para Rasul, Paulus, Petrus, Yohanes, Ibrani dan penulis surat umum lainnya. Teologi Perjanjian Baru disusun dengan cara menganalisa tulisan masing-masing penulis PB, kemudian merefleksikan subyek yang diungkapkan. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mengembangkan suatu metodologi bagi teologi PB: (1) Pewahyuan adalah progresif, (2) Penekanan dari PB berpuncak pada kepercayaan kematian dan kebangkitan Kristus dan pengharapan akan kedatangan-Nya yang kedua kali, (3) Teologi PB harus mengakui pengajaran Yesus dan pengajaran dari penulis PB lain merupakan suatu kesatuan dan harmonis, (4) Keragaman tulisan-tulisan PB tidak menyebabkan kontradiksi, tetapi berakar dari Allah, (5) Teologia PB harus mengaplikasikan metode analitik (tetapi tidak berarti mengesampingkan metode tematik) karena metode itu merefleksikan keragaman dari PB.
BAB II
DEFINISI TEOLOGI PERJANJIAN BARU
Teologi Perjanjian Baru adalah apa yang Allah telah ungkapkan tentang diriNya di dalam Perjanjian Baru. Sistem teologi Perjanjian Baru mengambil berbagai kebenaran dari buku-buku Perjanjian Baru, mengajar kepada kita tentang Allah dan secara terorganisir. Perjanjian Baru mengungkapkan kedatangan Mesias yang diramalkan dalam Perjanjian Lama (Yesaya 9), lahirnya Gereja Perjanjian Baru (tubuh Kristus), Injil Yesus Kristus, penolakan terhadap Mesias oleh Israel , dan keyakinan doktrinal diterapkan pada orang percaya dalam Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan.
Ungkapan "Perjanjian Baru (Perjanjian)" diucapkan oleh Kristus pada Perjamuan Terakhir, dan diklaim oleh Paulus sebagai substansi pelayanannya. Dia memberitakan Kabar Baik, Injil Yesus Kristus untuk keselamatan. Doktrin Perjanjian Baru terutama menginstruksikan agar orang percaya menyenangkan Allah Bapa. Aplikasi teologi untuk Perjanjian Baru adalah sama dengan Perjanjian Lama. Studi tentang doktrin-doktrin utama dari Alkitab membuat sebuah teologi sistematis untuk orang percaya, mengikuti wahyu progresif yang diciptakan Tuhan kepada manusia dari awal sampai akhir kitab Wahyu. Sekali lagi, teologi adalah mengumpulkan fakta tentang Allah dan AnakNya Yesus Kristus dan pekerjaan Allah Roh Kudus dalam semua peristiwa sejarah, sekarang, dan masa depan yang dibicarakan dalam Alkitab.
BAB III
TEOLOGI SINOPTIK
Injil sinoptik berasal dari kata Yunani sunoptikos, yang artinya “melihat sesuatu bersama-sama,” yang merupakan karakteristik dari ketiga Injil (Matius, Markus, Lukas). Ketiga Injil tersebut dipelajari secara bersama-sama karena pandangan penulis terhadap ketiga Injil tentang kehidupan Kristus dianggap mirip.
Problem Injil sinoptik adalah apakah Injil sinoptik tersebut memiliki sumber yang sama yang disebut dengan teori “Q” dari bahasa Jerman quelle, artinya “sumber.” Dari mana para penulis mengambil bahan menulis Injil mereka masing-masing?
Perhatikan bagan berikut yang menunjukkan bahwa 93% dari Injil Markus ditemukan dalam ketiga Injil lainnya. Jadi ada yang unik dari Markus, juga bagian akhir yang dipertanyakan (Markus 16:9-20).
PERBANDINGAN
INJIL: PERSAMAAN & PERDEDAAN
INJIL % KEUINIKAN % PERSAMAAN
MATIUS 7 93
MARKUS 42 58
LUKAS 59 41
YOHANES 92 8
Contoh kesamaan dan ketidaksamaan begitu jelas dalam Injil sinoptik. Kesepakatan atau kesamaan bisa dilihat dalam Matius 9:6; Markus 2:10; Lukas 5:24. Ketidaksamaan bisa dilihat dalam Matius 4:1-11; Markus 1:12-13; Lukas 4:1-13. Menghadapi kenyataan tersebut maka diusulkan beberapa teori:
1. Teori Tradisi Lisan
Dipercayai bahwa khotbah di gereja mula-mula memberikan bentuk yang sudah pasti dari kehidupan dan pelayanan Yesus, tetapi tidak ada bahan dalam bentuk tertulis sebelum Injil sinoptik.
2. Teori Saling Bergantung
Tahun 1789 Griesbach mengajarkan bahwa penulis pertama mengambil bahan dari tradisi lisan, kemudian penulis kedua menggunakan materi yang telah ditulis dari penulis pertama, dan yang ketiga mengambil bahan dari kedua penulis sebelumnya.
3. Teori Injil Primitif
Pada tahun 1778 Lessing mengajarkan bahwa penulis Injil meminjam dari sumber primitif yang disebut urevangelium, yang sudah tidak ada lagi.
4. Teori Fragmen
Pada tahun 1817 Schleiermacher mengajarkan bahwa penulis-penulis Injil menyusun catatan mereka dari banyak tulisan-tulisan di fragmen tentang kehidupan Kristus.
5. Teori Dua Dokumen
Perkembangan terkini ada teori dua dokumen. Teori ini mengusulkan bahwa sering ditemukan kesepakatan antara Matius, Lukas dan Markus, maka Markus pasti telah ditulis paling awal dan kemudian digunakan oleh Matius dan Lukas. Namun karena Matius dan Lukas memilik cukup banyak materi yang sama yang tidak ditemukan di Markus, para penulis pasti telah mengambilnya dari sumber kedua lain yang sama, yang disebut “Q.”
6. Teori Empat Dokumen
Streeter mengusulkan empat sumber asli yang berdiri sendiri selain bentuk tulisan akhir dari Injil: Markus di Roma kira-kira tahun 60 Masehi, “Q” di Antiokhia kira-kira tahun 50 Masehi, “M” (“kata-kata” pribadi sumber dari Matius) di Yerusalem kira-kira tahun 65 Masehi, dan “L” (sumber pribadi Lukas) di Kaisarea kira-kira tahun 60 Masehi.
7. Perkembangan Modern
Teori kritik modern telah bangkit dan berusaha untuk menjelaskan asal manusiawi dan hasil dari tulisan-tulisan ini.
a. Kritik Historis
Problem mendasar dalam kritik historis adalah pendekatan terhadap Alkitab sama dengan terhadap buku lain dan mengakui adanya kemungkinan kesalahan; hal itu tidak cocok dengan doktrin inspirasi Alkitab.
b. Kritik Sumber
Problem dari kritik sumber ini ada dua segi: kritik ini cenderung untuk mengabaikan unsur ilahi dalam inspirasi dan mengakui adanya salah; kritik itu dibangun atas hubungan tanpa adanya bukti yang bisa diperlihatkan dari sumber-sumber yang mendasari semua itu.
c. Kritik Bentuk
Rudolf Bultmann adalah seorang pelopor kritik bentuk yang menganggap Injil sinoptik sebagai “literatur rakyat.” Kritik bentuk dibangun di atas kritik sumber dan berusaha untuk menjelaskan bagaimana Markus dan Q muncul. Markus adalah suatu produk dari gereja mula-mula, yang membumbui kehidupan Kristus. Matius dan Lukas menggunakan Markus dengan tambahan bumbu untuk menyusun Injil-injil (keduanya bukan Matius dan Markus yang ada dalam sejarah, tetapi penulis-penulis di abad kedua). Oleh karena itu, kebanyakan Injil-injil tidak berisi data historis tetapi bumbu dari gereja mula-mula. Hasil “ciptaan” ini menjadi tidak dapat dibedakan dengan fakta sejarah.
d. Kritik Redaksi
Kritik redaksi adalah suatu metode kritik Alkitab yang berusaha menentukan sudut pandangan Injil dengan memaparkan karya kreativitas pengeditan yang dilakukan atas sumber-sumbernya. Kritik redaksi berusaha untuk membedakan antara pandangan teologis penulis dan sumber materinya. Kelihatannya masalah utama dalam usaha untuk menyelesaikan masalah bagaimana Injil itu ditulis, adalah bahwa teori-teori yang disebutkan di atas kebanyakan adalah perkiraan.
A. Injil Matius
1. Penulis Injil Matius adalah Matius, sang pemungut cukai.
2. Penulisan Injil Matius paling mungkin ditulis pada kira-kira tahun 50 AD.
3. Pembaca Injil Matius dikaitkan dengan natur dan pertumbuhan gereja mula-mula. Gereja mula-mula mayoritas adalah orang Yahudi, tidak lama setelah Pentakosta, 5.000 laki-laki Yahudi percaya.
4. Tujuan teologis Injil Matius adalah menangkap pengharapan Mesianik dan ekspektasi orang Yahudi. Matius memberikan petunjuk kepada pembacanya bahwa Mesias sejati, Anak Daud benar telah datang. Sementara penulis Injil lain mengenali Yesus sebagai Mesias yang telah dijanjikan, maka Matius menyajikan Dia secara unik untuk orang Yahudi.
5. Tujuan Injil Matius ada dua segi. Pertama, untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias. Kedua, untuk menyajikan kerajaan sesuai dengan rencana Allah. Yesus adalah Mesias Israel dan bangsa Yahudi telah menolak sang Mesias. Matius menjelaskan bahwa kerajaan yang telah ditawarkan kepada orang Yahudi telah ditunda oleh karena penolakan Israel. Kerajaan Mesias di dunia akan didirikan pada saat kedatangan-Nya kedua.
B. Injil Markus
1. Penulis Injil Markus adalah Yohanes Markus, hal ini dikuatkan oleh kesaksian gereja mula-mula.
2. Tanggal penulisan Injil Markus menurut Irenaeus, setelah kematian Petrus dan Paulus. Karena Paulus kemungkinan besar mati pada musim panas atau musim gugur tahun 66 AD, maka Markus sangat mungkin menulis Injilnya pada tahun 66 atau 67 AD. Karena penghacuran Yerusalem tidak disebut, maka pasti Markus menulis sebelum 70 AD.
C. Injil Lukas
1. Penulis Injil Lukas adalah Lukas seorang dokter. Kanon Muration (160-200 AD) melaporkan bahwa Lukas seorang dokter teman perjalanan Paulus, menelusuri hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan Yesus. Irenaeus (185 AD) juga bersaksi bahwa Lukas adalah pengikut Paulus, mencatat Injil. Clement dari Alexandria dan Origen juga mendukung Lukas adalah penulis Injil Lukas.
2. Tanggal penulisan Injil Lukas kemungkinan besar dekat dengan akhir waktunya Lukas di Palestina, kemungkinan antara 58 dan 60 AD.
3. Pembaca Injil Lukas adalah theofilus (seorang pembaca non Yahudi yang berdedikasi), namun Injil Lukas seenarnya ditujukan kepada orang-orang Yunani, dengan alasan: (a) Garis keturunan Yesus diawali dari Adam, bapak dari seluruh umat manusia, bukan diawali dari patriakh Yahudi. (b) Nubuat-nubuat yang tekah digenapi terjadi dalam perkataan Kristus ditujukan kepada orang Yahudi, tidak sebagai narasi yang bersifat apologetik sebagaimana halnya dalam Injil Matius. (c) Istilah Yahudi, seperti “rabi” dihindari. (d) Nama-nama Yunani sebagai pengganti nama-nama Ibrani (Luk. 6:16; 23:33).
4. Tujuan teologis dari Injil Lukas adalah “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
BAB IV
PEMBAHASAN TEOLOGI SINOPTIK
A. Doktrin Allah
- Providensia Allah dilihat provisi-Nya kepada burung-burung (Mat. 6:26; 10:29).
- Kebapakan Allah menekankan pemeliharaan-Nya atas anak-anak-Nya (Mat. 6:32).
- Anugerah Allah diberikan kepada orang-orang percaya demikian juga kepada orang-orang tidak percaya (Mat. 5:45).
- Kerajaan Allah ditekankan: Ia memiliki tahta (Mat. 5:34; 23:22); Ia adalah Tuan (Mat. 4:7, 10; Luk. 4:8, 12).
- Penghakiman Allah bagi semua orang (Mat. 3:7; 7:1, 2; Luk. 3:7); hak lebih besar akan menuntut penghukuman yang lebih besar pula (Mat. 11:22-24); Ia akan membalas bagi milik-Nya (Luk. 18:7).
- Kemuliaan Allah dinyatakan pada ketiganya di atas gunung Transfigurasi (Mat. 17:1-8; Mrk. 9:2-8; Luk. 9:28-36). Kebaikan Allah tidak ada bandingannya (Mat. 19:17; Mrk. 10:17; Luk. 18:18-19).
- Kuasa Allah diperlihatkan dengan kemampuan-Nya untuk membangkitkan orang mati (Mrk. 12:24-27); dengan Dia segala sesuatu mungkin (Mrk. 10:27; Luk. 1:37; 18:27).
- Ketritunggalan Allah dinyatakan pada pembantisan Kristus (Mrk. 1:9-11) dan pada pengutusan para rasul (Mat. 28:19).
B. Doktrin Kristus
- Kelahiran dari anak dara. Matius dan Lukas menyatakan bahwa Kristus dikandung dalam kuasa Roh Kudus (Mat. 1:18-25 Maria tidak bersetubuh dengan seorang laki-laki sebelum kelahiran Yesus). Markus lebih condong menekankan bahwa Yesus adalah “anak Maria” daripada mengatakan anak Yusuf (kebiasaan Yahudi biasanya menggunakan nama ayah, seperti juga orang Tapanuli pada umumnya).
- Kemanusiaan. Matius menekankan garis keturunan kemanusiaan Yesus (1:1-17), kelahiran-Nya sebagai manusia (1:25), dan masa kanak-kanak-Nya (2:1-23). Markus menekankan kemanusiaan Yesus lebih dari Matius dan Lukas, dengan mengungkapkan karya, kehidupan dan status Yesus. Lukas menekankan kelahiran-Nya dan status-Nya yang rendah (2:1-20), Yesus menyesuaikan diri dengan tradisi orang-orang Yahudi (2:21-24), dan pertumbuhan sebagai anak laki-laki muda (2:41-52). Ketiga Injil menekankan kemanusiaan-Nya khususnya berkaitan dengan pencobaan yang dialami-Nya (Mat. 4:1-11; Mrk. 1:12-13; Luk. 4:1-13). Kemanusiaan Yesus begitu jelas terlihat melalui saat mengatur kapal-kapal nelayan, membayar pajak, berbicara pada orang yang berbeda, berkeringat darah, menangis karena ditinggalkan di atas kayu salib. Sekalipun Yesus manusia, Ia bukan manusia biasa, Ia manusia yang luar biasa karena Ia dapat mengampuni dosa, memiliki otoritas atas alam, menyatakan kemuliaan Allah, hal tersebut menunjukkan bahwa Ia Allah adanya.
- Ketidakberdosaan. Karena Yesus lahir dari seorang perawan, Ia tidak memiliki natur dan kecenderungan pada dosa (Yak. 1:14-15). Tidak ada catatan dalam Alkitab, Yesus mengakui dosa-Nya atau Yesus bertobat. Baptisan terhadap diri-Nya bukanlah baptisan pertobatan atau pengakuan dosa (Mat. 3:6) melaikan “penggenapan seluruh kehendak Allah (Mat. 3:15). Yesus telah dicobai, namun Ia tetap tidak berbuat dosa (Mat. 4:1-11; Mrk. 1:12-13; Luk. 4:1-13). Saat Ia menegur Petrus, Ia sama sekali tidak ada hubungannya dengan dosa (Mat. 16:23).
- Keilahian. Matius menekankan Yesus adalah Anak Daud (Mat. 9:27; 12:23; 15:22; 20:30, 31; 21:9, 15; 22:42). Orang buta dalam Matius 9:27 menyebut Yesus sebagai Anak Daud yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias, yang melakukan pekerjaan Mesias (mencelikkan mata orang buta, Yes. 35:5 Mzm. 146:8). Matius 16:16 menyatakan bahwa Yesus menerima pengakuan Petrus, bahwa Ia adalah Kristus (yang diurapi). Markus 14:61-62 Yesus menjawab pertanyaan imam agung tentang apakah Ia seorang Mesias, dengan positif Ia menjawab “Aku inilah.” Istilah Anak Manusia bermula muncul dalam Daniel 7:13 yang menggambarkan bahwa Ia penuh dengan kemenangan membawa kerajaan kepada Bapa. Posisi Anak Manusia di sebelah kanan Bapa mengubungkan Mazmur 110:1 bahwa Ia adalah Tuhan. Dalam Matius 26:63-64 istilah Anak Manusia pada dasarnya sama dengan Anak Allah. Istilah tersebut menekankan “Otoritas (Mrk. 2:10),” “glorifikasi (Mat. 25:31),” “kerendahan (Mat. 8:20),” “penderitaan dan kematian (Mrk. 10:45),” “relasi dengan Roh Kudus (Mat. 12:32),” “keselamatan (Luk. 19:10).” Yesus sebagai Anak Allah memberikan pengertian “unik absolut.” Yesus berbicara kepada Allah sebagai “Bapa,” “Bapa-Ku,” “Bapa Surgawi-Ku,” “Bapamu di Surga.” Seorang Putra (Yesus) memiliki natur dan esensi sama dengan Bapa, Allah Bapa menyatakan Yesus, Putra-Nya menunjukkan bahwa Yesus adalah Ilahi, karena Yesus memiliki esensi yang sama dengan Bapa.
- Karya Penebusan. Tebus (Yn: lutron), yang berarti tebusan uang yang dibayar untuk membebaskan banyak orang dari perbudakan dosa. Melalui kematian-Nya, Kristus mengefektifkan kovenan baru yang menyediakan pengampunan, di mana hal itu tidak dapat dipenuhi oleh kovenan lama (hukum Musa).
- Kebangkitan. Semua Injil menekankan kebangkitan fisik dari Kristus (Mat. 28; Mrk. 16; Luk. 24; Yoh. 20).
C. Doktrin Roh Kudus
- Berkaitan dengan kelahiran Kristus dari anak dara. Matius dan Lukas keduanya menghubungkan konsepsi Yesus di kandungan Maria dengan Roh Kudus yang datang atasnya (Mat. 1:18; Luk. 1:35).
- Berkaitan dengan baptisan Kristus. Pada saat pembaptisan Yesus, Roh Kudus turun atas-Nya dan mencurahkan kuasa bagi-Nya untuk pelayanan publik-Nya. Roh Kudus juga menyatakan sumber pelayanan Kristus (Bapa) dan kesatuan Yesus dengan Allah Tritunggal. Yesus tidak bekerja terlepas dari Bapa.
- Berkaitan dengan pencobaan Kristus. Markus 1:2 menekankan bahwa Roh Kudus yang mendorong Kristus ke padang belantara untuk dicobai oleh si jahat. Konfrontasi itu untuk membuktikan ketidakmungkinan berdosa Sang Anak.
- Berkaitan dengan pelayanan Kristus. Matius 12:28 menyatakan bahwa pelayanan Kristus telah dilakukan melalui Roh Kudus. Suatu kesaksian yang bersifat publik kepada semua orang untuk menyatakan bahwa kuasa-Nya datang dari surga (Luk. 4:18-19).
- Berkaitan dengan inspirasi Kitab Suci. Pada waktu mengutip Mazmur 110:1; Markus 12:36 menyatakan, “Daud sendiri mengatakan bahwa dalam Roh Kudus,” berimplikasi bahwa Roh Kudus membimbing Daud untuk menuliskan kata-kata yang benar pada waktu itu menulis Mazmur 110. Ini adalah contoh yang mengindikasikan pelayanan Roh Kudus dalam inspirasi kitab suci.
D. Doktrin Gereja.
Kata gereja (Yn.: ekklesia) digunakan hanya tiga kali di Matius dan tidak sama sekali di Markus dan Lukas. Kemungkinan besar pemunculannya hanya di Matius, di mana hal itu digunakan dalam suatu pengertian teknis, yaitu 16:18. Hal itu dilihat masih akan terjadi di masa yang akan datang.
E. Doktrin Akhir Zaman.
Injil Sinoptik menyediakan materi cukup banyak berkaitan dengan akhir zaman. Kata kerajaan (Yn.: Basileia) menonjol di Injil sinoptik, muncul lima puluh enam kali di Matius, dua puluh satu kali di Markus, dan empat puluh enam kali di Lukas (hanya lima kali di Yohanes). Matius juga menggunakan istilah raja lebih banyak (dua puluh tiga kali) daripada kitab PB lain. Injil sinoptik menekankan bahwa Yesus datang untuk mendirikan kerajaan milenial. Sebelum kembalinya Raja untuk mendirikan kerajaan milenial, Yesus menyatakan bencana yang akan menimpa Israel dan dunia ini. Kesengsaraan akan terjadi (Mat. 24:4-28; Mrk. 13:5-23; Luk. 21:8-23), diikuti dengan kedatangan kedua kalinya dari Kristus (Mat. 24:29-51; Mrk. 13:24-37; Luk. 21:24-36); Israel akan diminta pertanggung-jawabnya atas hak-hak dan pengetahuan yang telah diberikan kepada bangsa itu (Mat. 25:1-30); orang non Yahudi juga akan dihakimi menurut respons mereka pada berita di tengah kesengsaraan itu (Mat. 25:31-46).
BAB V
PEMBAHASAN TEOLOGI KISAH PARA RASUL
A. Penulis
Kisah Para Rasul dan Lukas keduanya ditujukan kepada Theofilus (Luk. 1:13; Kis. 1:1); penulis dari yang satu mengharuskan penulis yang sama dari tulisan yang lain.
B. Tanggal Penulisan
Tanggal penulisan Kisah Para Rasul tahun 63 Masehi.
C. Tujuan Penulisan
Lukas bertujuan untuk memberikan suatu catatan dari asal mula dan perkembangan dari gereja di bawah kuasa dan bimbingan Roh Kudus; tema itu dimulai dari Kisah Para Rasul 1:8.
Kisah Para Rasul juga menyatakan otoritas kerasulan Paulus dan kuasa yang sederajat dengan otoritas dan kuasa dari Petrus. Misalnya, Paulus menduplikat mujizat-mujizat yang dilakukan Petrus.
Mujizat-mujizat Apostolik yang sama
Mujizat Petrus Paulus
Orang lumpuh disembuhkan 3:2 14:8
Bayangan menyembuhkan 5:15 19:2
Pengusiran roh jahat 5:16 16:18
Konfrontasi tukang tenung 8:18-20 13:6-10
Membangkitkan yang mati 9:36-40 20:9-10
D. Allah
Kedaulatan Allah. Lukas menjelaskan kematian Kristus sebagai hasil dari ketetepan Allah (Yn.: boule) dan kemahatahuan Allah (Kis. 2:23). Ketetapan Allah berarti “kehendak-Nya telah ditetapkan sebelumnya dan tidak fleksibel. Kedua frasa itu menekankan keteguhan dan ketidakbisaan diganggu-gugatnya ketetapan itu.
E. Kristus
Penyaliban dan kematian Kristus. Banyak pernyataan berkaitan dengan kematian Kristus merefleksikan tuduhan para rasul pada orang Yahudi pada penyaliban Kristus. Kristus telah dipaku di atas kayu salib oleh orang fasik (Kis. 2:23); Kristus telah dipermalukan sampai mati, dengan penyaliban (Kis. 3:15; 5:30; 10:39; 13:28-29). Ia yang benar telah dibunuh (Kis. 7:52).
Kebangkitan Kristus. Beberapa tema berkaitan dengan kebangkitan ditekankan: (1) Kebangkitan Kristus telah dinubuatkan di Mazmur 16:8-11 dan digenapi di Mazmur 2:7 (Kis. 2:22-32; 13:33-37); (2) Kebangkitan Kristus diproklamasikan dengan kuasa yang besar (Kis. 4:2, 10, 33); (3) Allah tidak hanya membangkitkan Kristus tetapi juga meninggikan Dia pada posisi yang berotoritas (Kis. 5:31); (4) Kebangkitan Kristus dihadiri oleh para saksi (Kis. 10:40-41); (5) Kebangkitan Kristus menandai penghakiman di masa yang akan datang (Kis. 17:31); (6) Kebangkitan Kristus telah diproklamasikan pada orang Yahudi dan orang non Yahudi untuk penggenapan dari nubuat itu (Kis. 26:23).
Kembalinya Kristus. Pada saat kenaikan Kristus, para malaikat berjanji pada para murid yang memandang Kristus di langit bahwa Kristus akan datang kembali “dengan cara yang sama” sebagaimana mereka telah melihat Ia naik ke surga, dapat dilihat, bersifat fisik dan personal (Kis. 1:9-11). Petrus mengumumkan zaman milenial pada waktu ia berbicara tentang “periode restorasi dari segala sesuatu” (Kis. 3:21).
Adalah signifikan bahwa kematian dan khususnya kebangkitan adalah pusat dari khotbah gereja PB yang dicatat di Kisah Para Rasul.
F. Roh Kudus
Keilahian-Nya. Kisah Para Rasul 5:3-5 mencatat pernyataan utama berkaitan dengan keilahian Roh Kudus. Pada waktu mengkonfrontasi Ananias, Petrus mengingatkan dia bahwa ia telah berdusta kepada Roh Kudus (Kis. 5:3), dan pernyataan yang sejajar dari Petrus adalah “Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah” (Kis. 5:4), dengan demikian menyejajarkan Roh Kudus dengan Allah.
Pekerjaan-Nya. Melalui karya-Nya dalam pembaptisan orang percaya ke dalam Tubuh Kristus, Roh Kudus mendirikan gereja (Kis. 1:5; 11:15-16). Roh Kudus juga aktif dalam memenuhi orang percaya untuk bersaksi (Kis. 1:8; 2:4; 4:31; 5:32; 9:17) dan dalam memimpin mereka dalam pelayanan (Kis. 8:26-30; 10:19; 11:19; 16:7; 20:23; 21:4, 11).
G. Keselamatan
Keselamatan melalui beriman kepada Kristus. Iman ditekankan di Kisah Para Rasul 10:43. Orang non Yahudi tidak harus terlebih dahulu menjadi orang Yahudi; mereka menerima pengampunan dan keselamatan hanya melalui percaya (Kis. 11:21; 14:23; 16:31).
Pernyataan Paulus (Kis. 20:21) mengusulkan pertobatan yang terikat pada iman. Beriman adalah bertobat; tanpa pertobatan, iman tidaklah mungkin.
Keselamatan adalah anugerah Allah (Kis. 18:27) dan terlepas dari jasa dalam bentuk apapun.
H. Gereja
Formasi gereja. Awal di Kisah Para Rasul 2 menandai mulainya gereja dan aktivitas Roh Kudus dalam membaptis orang percaya ke Tubuh Kristus. Ini merupakan karya unik Roh Kudus yang melibatkan bukan hanya orang Yahudi, melainkan juga orang Samaria (Kis. 8:14-17) dan orang non Yahudi (Kis. 10:44-48; 19:6).
Organisasi gereja. Para rasul merupakan fondasi gereja (Kis. 2:42), tetapi para penatua dipilih untuk memimpin gereja-gereja lokal (Kis. 14:23; 15:4). Istilah penatua (Yn.: presbuteros) menunjuk pada kedewasaan dan kewibawaan jabatan tersebut. Penatua adalah pluralitas di sebuah gereja lokal (Kis. 14:23; 15:2, 4) dan bertanggung-jawab atas kerohanian kepemimpinan di jemaat (Kis. 11:30; 14:23). Diaken (meskipun tidak secara spesifik disebutkan di Kisah Para Rasul) rupanya disebutkan di Kisah Para Rasul 6.
3/11/2010
BAB VI
PEMBAHASAN TEOLOGI YAKOBUS
PENULIS
Yakobus, saudara titi Tuhan, adalah usulan terbaik tentang penulis karena: (1) Ada kesamaan bahasa dalam surat Yakobus dengan perkataan Yakobus di Kisah Para Rasul 15. (2) Ada kesamaan antara surai ini dengan pengajaran Yesus (lihat Yak. 1:22 dan Mat. 7:20; Yak. 3:12 dan Mat. 7:16; Yak. 2:5 dan Mat. 5:3).
TANGGAL DAN TEMPAT PENULISAN
Penanggalan dari surat ini harus sebelum 63 AD karena menurut Yosephus, Yakobus mati sahid pada waktu itu.
PEMBACA
Surat ini ditujukan kepada “kedua belas suku di perantauan” (1:1), menunjuk pada orang percaya Yahudi. Frasa, “di perantauan”, dalam bahasa Yunani diaspora biasanya digunakan untuk menunjuk pada orang Yahudi yang terserak di antara bangsa-bangsa (lihat Ul. 28:25 di Septuaginta). Selain itu, mereka bertemu di Sinagoga (2:2), mereka adalah monoteistik (2:19), dan sangat mengenal formulasi sumpah-sumpah orang Yahudi.
TUJUAN TEOLOGIS
Tujuan Yakobus dalam menulis adalah untuk memberikan pengoreksian pada semangat kedagingan yang ada, memperlihatkan iman sebagai penawar bagi masalah tersebut.
DISKUSI TEOLOGI YAKOBUS
KITAB SUCI
Ada penekanan pada pengajaran Yesus. Yakobus berisi lima belas kiasan dari Kohtbah di Bukit (lihat 3:6 dengan Mat. 5:22; 3:12 dan Mat. 7:16; 4:11 dan Mat. 7:1).
Ada penekanan tentang otoritas Kitab Suci. Yakobus merujuk pada “firman kebenaran” yang memiliki kuasa untuk menyelamatkan manusia (1:18). Ia menyatakan “Kitab Suci” (2:8, 23; 4:5-6) debagai acuan terakhir; Kitab Suci merupakan otoritas terakhir. Yakobus menegur pertikaian dari para pembaca dan mendasarkan tegurannya atas otoritas Kitab Suci (4:5-6).
Ada penekanan atas karya Kitab Suci. Kitab Suci memiliki kuasa untuk menyelamatkan sebuahjiwa (1:21); Kitab Suci menyatakan dosa manusia (1:23-25); Kitab Suci mengahkimi pada masa sekarang dan pada Akhir Zaman (2:12).
ALLAH
Jadi Yakobus menyajikan orang berdosa sebagai musuh Allah: pertemanan dengan dunia akan membuat seseoerang menjadi musuh Allah (4:4-5). Pada waktu orang kaya menindas orang miskin mereka hanya akan berharap untuk mendapatkan penderitaan dan penghakiman (5:1-8), hal ini juga merupakan tema yang umum dari para nabi I PL (Lih. Am. 2:6-8). Sebaliknya, ketaatan akan mendatangkan berkat. Orang yana meminta dengan iman akan menerima hikmat (1:5); orang yang bertahan dalam pencobaan akan menghargai “setiap pemberian yang sempurna” yang datang dari atas, yaitu Bapa segala terang (1:17).
MANUSIA DAN DOSA
Meskipun manusia dibuat berdasarkan gambar Allah, karena kejatuhan manusia, ia menjadi orang berdosa, memiliki natur dosa seperti yang dijelaskan oleh Yakobus sebagai hawa nagsu (1:14). Hawa nagsu inilah yang merupakan respons dar dalam yang ke luar sebagai keinginan dan menghasilkan dosa (1:15).
Yakobus menunjuk pada dosa (Yunani hamartia, “meleset dari sasaran” enam kali; dosa berasal dari hawa nagsu yang ada di dalam diri manusia (1:15); akibat dosa adalah dalam hal rohani dan kematian kekal (1:15); dosa memperlihatkan kasih yang pilih-pilih dan tidak mengasihi (2:8-9), dosa gagal untuk berbuat baik (4:17); dosa dapat diampuni (5:15, 20). Yakobus juga menyebut dosa (Yunani parabates sebagai suatu pelanggaran pada standar Allah (2:9, 11).
KESELAMATAN
Iman adalah cara manusia untuk mendekati Allah (1:6; 5:15); iman harus di dalam Yesus (2:1); dan perbuatan manusia akan mendemonstrasikan realitas dari iman (2:18). Perbedaan antara Yakobus dan Paulus adalah bukan iman versus perubatan, tetapi perbedaan dari relasi. Yakobus menekankan perbuatan dari orang percaya dalam relasi dengan iman dan Paulus perbuatan Kristus dalam relasi dengan iman.
BAB VII
PEMBAHASAN TEOLOGI PAULUS
Ciri Nama Tgl: A. D Asal Teologi
Umum Galatia
1 Tesalonika
2 Tesalonila
1 Korintus
2 Korintus
Roma 48
50
50
55
55
57 Antiokhia/Siria
Korintus
Korintus
Efesus
Makedonia
Korintus Seteriologi dan Ekstakalogi
Penjara Efesus
Filipi
Kolose
Filemon 62
63
62
62 Roma
Roma
Roma
Roma Kristologi
Pastoral 1 Timotius
Titus
2 Timotius 63
63
67 Makedonia
Korintus
Roma Ekklesiologi
Injil yang Paulus beritakan itu, bukan berasal dari manusia, melainkan diterimanya langsung dari Tuhan (Gal. 1:12; 2:2). Melalui kematian Kristus, Allah tetap adil, dan Ia memiliki kebebasan untuk membenarkan mereka percaya kepada Yesus. Konsep kedaulatan Allah mendominasi penulisan Paulus. Ia memberikan sejumlah istilah untu menekankan konsep ini.
1. Presdetinasi (Yunani: proorizo) berarti “ menandai dengan batasan sebelumnya” (Ef. 1:5, 11; Rm 8:29, 30; 1Kor 2:7)
2. Kemahatahuan. (Yunani: proginosko) berarti “mengetahui sebelumnya, mengambil catatan dari, menetapkan atas dasr” (Rm. 8:29;11:2). Kemahatahuan “menekankan bukan hanya pengetahuan sebelumnya tetapi suatu relasi aktif antara yang mengetahui sebelumnya dengan yang diketahui sebelumnya.
3. Pilihan. (Yunani: eklegomai) berarti “dipanggil keluar” (Ef. 1:4; 1Tes. 1:4). Berkat-berkat Efesus 1:3 disadari oleh orang percaya karena Allah memilih orang percaya dari sejak kekelan (Ef. 1:4). Pilihan Allah menekankan pada Ia memilih orang percaya bagi dirinya sendiri.
4. Adopsi. (Yunani: huiothesia) berarti “menjadikan anak” (Ef. 1:5), kata ini menekankan upacara Romawi bagi seorang anak yang telah diadopsi kepada status dewasa dengan upacara Romawi bagi seorang anak yang telah diadopsi kepada status dewasa dengan segala hak yang berkaitan dengan itu. Adopsi adalah hasil predestinasi Allah pada orang percaya sejak kekelan.
5. Dipanggil. (Yunani: Kletos) menunjuk pada panggilan Allah yang memampukan seseorang untuk percaya. Istilah ini berhubungan dengan pilihan yang tidak bersyarat (Allah memilih kita tanpa berdasarkan jasa kita).
6. Tujuan. (Yunani: protithemi) berarti “menempatkan sebelumnya” dan mengusulkan tujuan Allah dalam dirinya sendiri untuk meringkaskan semua dalam Kristus (Ef. 1:9-10).
7. Kehendak. (Yunani: bouble) menunjuk pada hikmat kedaulatan Allah pada waktu Ia bertindak. Efesus 1:1 merupakan ringkasan umum; bukan hanya berbicara tentang orang percaya, tetapi juga tentang pekerjaan Allah dalam segala sesuatu, yaitu di mana semua sejarah berjalan berjalan sesuai kehendak Allah yang berdaulat.
Kristus memiliki keturunan fisik dari Daud (Rm. 1:3; 2 Tim. 2:8). Kristus secara fisik adalah keturunan Daud (Rm. 1:3). Kristus tidak melakukan dosa (2 Kor 5:21). Kristus tidak melakukan dosa (2 Kor. 5:21). Kristus “tidak mengenal dosa” menunjuk pada pengetahuan yang didapat dari pengalaman; Ia tidak mengalami dosa dalam kehidupan-Nya karena Ia tidak memiliki natur keberdosaan (Rm. 8:3). Kristus datang dalam “keserupaan daging, sehingga Ia bisa tinggal dalam dosa. Anugerah Allah datang melalui Adam yang terakhir, untuk menebus apa yang telah terhilang pada Adam pertama (lihat Rm. 5:5; 1Kor. 15:21, 45,47). Penekankan Paulus bahwa Kristus adalah “dari surga” (1 Kor. 15:47; lihat 2Kor. 8:9) mengusulkan praeksistensi-Nya dan kekekalan-Nya. Paulus menyatakan bahwa kepenuhan keihlahian ada pada Kristus adalah “dari surga” (1Kor 15:47; lihat 2kor 8:9) mengusulkan praeksistensi-Nya dan kekekalan-Nya. Paulus menyatakan bahwa kepenuhan keilahian ada pada Kristus (Kol 2:9). Keihlahian (Yunani:theotes)’’ menekankan natur keihlaian atau esensi. Ia dulu dan seterusnya adalah Allah yang mutlak dan sempurna. Di Titus 2:13 Paulus menunjuk pada Allah yang besar dan Juruselamat, Yesus Kristus. Tata bahasa Yunani menuntut bahwa kedua kata benda, Allah dan Juruselamat, menunjuk pada pribadi yang sama, yaitu Yesus Kristus. Hal ini suatu perrnyataan Paulus yang jelas tentang keihlaian Kristus.
Yesus disebut Tuhan adalah suatu studi yang penting karena sebutan Tuhan muncul penting karena “sebutan Tuhan muncul paling sedikit 144 kal tambah 95 kali lagi dalam hubungan dengan nama Yesus kristus. Tuhan menunjuk pada kedaulatan Allah. Berkhotbah tentang Yesus adalah Tuhan berarti memproklamasikan kedaulatan-Nya (2 Kor. 4:5); menyembah pada Yesus, berarti beribadah kepada-Nya dan dengan demikian mengakui Dia sebagai Allah yang berdaulat. Kedaulatan kristus atas semua orang Kristen secara khusus ditekankan di Roma 14:5-9 dan dalam sebutan seperti Tuhan kita yesus Kristus, “Tuhan kita Yesus,”dan “Yesus Kristus Tuhan kita.” Pribadinya. Atribut-atribut Pribadi Roh Kudus berikut ini dibahas dalam surat-surat Paulus.
1. Intelek. Roh Kudus menyelidiki hal-hal yang tersembunyi dari Allah (1 Kor 2:10) dan kemudian mengajarkannya kepada orang percaya (1 Kor 2:13)
2. Kehendak.memiliki suatu kehendak di mana di dalamnya Ia mendistribusikan pemberian-pemberian “sesuai dengan kehendak-Nya” (1Kor. 12:11). Roh kudus memberikan “tidak berdasarkan usaha atau kehendak manusia, tetapi berdasarkan kehendak-Nya sendiri.
3. Emosi. Roh kudus dapat didukakan (Ef 4:30)
4. Keilahian-Nya. Keilahian Roh kudus terbukti dalam Ia menjadi pengantara seperti Kristus (lih Rm 8:26-27,34) dan Ia mendiami orang percaya bersama dengan Bapa dan putra (Rm 8:9-11). Benediksi mensejajarkan ketiga anggota dari Allah Tritunggal sebagai setara (2Kor. 13:14)
Karya-Nya. Tulisan Paulus juga meneguhkan banyak karya penting yang dilakukan Roh kudus sebagai salah satu dari anggota Tritunggal.
1. Ia meregenerasikan. Roh Kudus membawa hidup baru kepada orang percaya (Tit 3:5)
2. Ia membaptis. Roh Kudus mempersatukan orang percaya dengan Tuhan mereka, dengan menempatkan mereka ke dalam Tubuh Kristus (1 Kor 12:13)
3. Ia mendiami. Roh Kudus mendiami setiap orang percaya, mereka yang tidak didiami bukanlah orang percaya (Rm 8:9, 1Kor 12:7)
4. Ia memeteraikan. Roh Kudus memberikan tanda identitas Allah dan kepemilikan atas orang percaya, Ia adalah meterai itu sendiri itu sendiri, yang lalu menverifikasi keselamatan mereka (Ef 1:13, 4:30)
5. Ia memberikan karunia. Roh kudus berdaulat untuk memberikan kemampuan rohani kepada orang percaya (1Kor 12:4, 7,11)
6. Ia memenuhi. Roh Kudus mengontrol orang percaya pada waktu kondisi mereka dipenuhi (Ef 5:18)
7. Ia member kuasa. Roh Kudus memampukan orang percaya untuk hidup berdasarkan kuasa-Nya (Gal 5:16)
DOSA
Definisi
Paulus menggunakan sejumlah kata-kata Yunani yang berbeda untuk menjelaskan natur dosa. Hamartia adalah kata umum yang digunakan untuk menjelaskan tindakan berdosa (Rm 4:7, 11:27). Hamartia mengaitkan kematian Kristus dengan dosa manusia (1Kor 15:3). Dalam bentuk jamak kata itu menunjuk pada akumulasi dosa (Gal 1:4), sedangkan dalam bentuk tunggal kata itu menunjuk pada keadaan berdosa (Rm 3:9, 20; 5:20; 6:16,23). Paraptoma menunjuk pada langkah yang salah yang dikontraskan dengan benar (Rm 4:25; Gal 6:1; Ef 2:1). Parabasis berarti melangkah keluar, suatu penyimpangan dari iman yang benar (Rm 2:23;4:15; Gal 3:19). Anomia berarti tanpa hukum atau pelanggaran (2Kor 6:14, 2Tes 2:3)
Dosa adalah sebuah hutang, mengusulkan obligasi manusia dan ketidakmampuan manusia untuk membayar hutang (Ef 1:7, Kol 1:14). Hal itu merupakan bentuk penyimpangan dari jalan yang lurus, Hukum Musa telah dijadikan Allah sebagai standar, tetapi orang tidak mencapai standar-Nya (Rm 2:14, 15, 23; 4:15). Paulus juga mengkarakteristikkan dosa sebagai suatu tuan yang memberikan tugas, memperbudak orang tidak percaya (Rm 6:16-17), serta suatu kesalahan yang menekan kebenaran (Rm 1:18) dan menggantikannya dengan kebohongan (Rm 1:25)
KESELAMATAN
Doktrin Paulus tentang soteriologi berpusat pada anugerah Allah, Allah yang berinisiatif dalam menyelamatkan manusia berdasarkan anugerah-Nya semata-mata. Karya penebusan Kristus memuaskan keadilan Allah dan membebaskan manusia dari ikatan dosa dan menyatakan pembenaran yang legal bagi orang percaya.
Pengampunan. Pada waktu Allah mengampuni pelanggaran-pelanggaran kita, Ia melakukan-Nya berdasarkan anugerah-Nya (Kol 2:13). Diampuni,(Yunani:charizomai) berarti “menganugerahkan berdasarkan kemurahan, memberikan dengan murah hati, mengampuni berdasarkan anugerah. Anugerah Allah mencapai puncaknya dalam teologi Paulus pada waktu ia meninggalkan kemuliaannya, di mana Allah dengan murah hati telah membatalkan hutang dosa yang tidak dapat dibayar oleh manusia. Penebusan berarti membebaskan dengan cara pembayaran dengan suatu harga tertentu.
Pendamaian. Kata pendamaian muncul hanya empat kali di PB, di Roma 3:25, Ibrani 2:17, dan 1 Yohanes 2:2, 4:10. Kata ini (dari bahasa Yunani hilasterion) berarti mengalihkan, memindahkan atau mendamaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa Kristus sepenuhnya memenuhi dan memuaskan tuntutan dari kebenaran dan kekudusan Allah. Melalui penumpahan darah Yesus, kekudusan Allah telah dipuaskan dan murka Allah telah dialihkan.
Justifikasi. Arti dasar dari kata justifikasi adalah mendeklarasikan benar. Beberapa hal lain dapat dipelajari tentang penggunaan justifikasi oleh Paulus; justifikasi merupakan pemberian anugerah Allah (Rm 3:24), hal ini dapat terjadi melalui iman (Rm 5:1, Gal 3:24); hal ini dimungkinkan melalui darah Kristus (Rm 5:9); dan hal itu terpisah dari hukum Taurat (Rm 3:20, Gal 2:16, 3:11).
GEREJA
Definisi. Kata gereja (Yunani: ekklesia) berarti “memanggil keluar suatu kedlompok. “ Kata ini sering kali digunakan dalam suatu pengertian teknis bagi orang percaya yang Allah panggil dari dunia menjadi suatu kelompok khusus dari miliki-Nya. Namun demikian, kata itu sewaktu-waktu dugunakan dalam pengertian nonteknis untuk menunjuk, misalnya, suatu kelompok (deterjemahkan “jemaat”), seperti di Kisah para Rasul 19:32. Gereja sebagai suatu kesatuan dari orang Yahudi dan non-Yahudi dengan kesetaraan, yaitu sebagai sama-sama ahli waris Kristus (Ef. 3:6), adalah isi secara khusus dari PB. Gereja tidak dikenal di PL (Ef. 3:5); pengetahuan tentang gereja diberikan oleh Paulus melalui pewahyuan (Ef 3:3). Organisasi. Gereja adalah organisasi, yang melibatkan jabatan-jabatan dan fungsi. Ada dua jabatan yang ditunjuk di gereja PB. Jabatan penatua (Yunani: presbuteros) yang menekankan kedewasaan dan kewibawaan dan biasanya menunjuk pada pribadi yang sudah lanjut usia. Penatua ditunjuk sebagai pemimpin di gereja-gereja lokal ( 1 Tim 5:17; Tit 1:5)
HAL-HAL TERAKHIR
Berkaitan dengan gereja. Sejak Paulus menyediakan pengajaran baru yang signifikan tentang natur gereja, maka adalah tepat jika Paulus memberikan pengajaran tentang konsumsi dari gereja, yaitu penjabaran tentang masa depan gereja.
Berkaitan dengan Israel. Paulus mrembahas tentang pemilihan Israel di Roma 9-11, menangisi penolakan Israel terhadap Mesias (Rm 9:1-13, 10:1-5).Berkaitan dengan dunia, pada saat Paulus berbicara tentang penharapan masa yang akan datang bagi gereja dan pertobatan Israel di masa yang akan datang, ia berbicara secara panjang lebar tentang penghakiman Allah di masa yang akan datang atas dunia yang tidak percaya.
BAB VIII
PEMBAHASAN TEOLOGI IBRANI
PENULIS
Penulis tidak memberikan penjelasan sedikit pun dibukunya tentang siapa dirinya, namun kelihatannya ia adalah seseorang yang cukup dikenal oleh pembacanya (5:11-12; 10:32-34; 12:4; 18-19, 23). Ia mengerti keadaan mereka dan menulis berkaitan dengan pemahaman itu.
WAKTU DAN TEMPAT PENULISAN
Buku ini ditulis pada zaman gereja mula-mula; Clement dari Roma mengutip dari buku ini pada tahun 96AD. Tensasedang berlangsung berkaitan dengan persembahan (7:8; 8:4, 13; 9:1-10) mengusulkan Bait Allah masih berdiri; oleh karena itu, kitab ini ditulis sebelum tahun 70 AD.
MAKSUD TEOLOGIS
Orang Kristen Ibrani ini menderita penganiayaan dan telah menjadi putus asa (10:32-34). Mereka telah kehilangan harta miliknya, diejek oleh masyarakat dan diasingkan, karena iman mereka kepada Kristus. Penulis membicarakan keadaan ini, serta mendorong mereka untuk menuju kedewasan (4:14; 6:11 dst. ; 10:23, 36; 12:1). Ia juga memperingatkan mereka tentang keseriusan kemurtadan (6:4-8; 10:26-31; 12:14-29).
TEOLOGI IBRANI
1. ALLAH
Penulis Ibrani menekankan baik Pribadi dari Allah yang mulia dan caar Allah menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya. Wahyu-Nya. Penyataan tentang wahyu Allah melalui putra-Nya (1:1-2). Oleh karena Alalh pada akhirnya akan menghakimi semua orang (12:23), maka orang percaya Ibrani boleh menolak peringatan ini (12:25). Mereka yang tetap setia akan diberi upah (6:10). Penulis Ibrani memperlihatkan berbagai segi dari Kristus untuk mendemonstrasikan keunggulan-Nya. Mesias telah menawarkan darah-Nya sendiri untuk memberikan penyucian yang sempurna (9:14). Mesias menanggung dosa sekali tetapi akan tampil kedua kalinya untuk keselamatan (9:28). Istilah Putra digunakan untuk menekankan relasi yang lebih besar yang dimiliki Yesus dengan Bapa (1:2, 5, 8; 3:6; 5:5, 8; 7:28). Putra lebih besar dari Musa, ia memiliki otoritas atas umat Allah (3:6), dan lebih besar dari hukum, tidak memiliki kelemahan dari imamat Lewi (7:28). Keilahian Yesus diteguhkan melalui nama yang diberikan kepada-Nya Di Ibrani 1:8-10, penulis mengutip dari Mazmur 45:6-8 dan 102:25 tetapi dalam pendahuluan dari kutipan itu ia mengatakan: “tetapi tentang Putra Ia berkata. “ Kutipan yang disebutkan kemudian menunjuk kepada Putra. Jadi, putra itu dinyatakan sebagai “Allah” (1:8, 9) dan “Tuhan”(1:10). Manusia tak berdosa . Penulis Ibrani menekankan kesejatian, ketidakbercelaan dari kemanusian Yesus, sehingga Ia dapat menjadi korban yang sempurna bagi dosa. Sebagai seorang manusia Yesus mengambil rupa “darah dan daging” untuk memperlihatkan kemanusian-Nya yang sejati (2:14). Kristus adalah paling tinggi karena Ia adalah imam menurut aturan Melkisedek, tidak menurut keintiman Harun. Keintiman Kristus yang berdasarkan Melkisedek adalah superior, karena. (1) Keintiman kristus adalah baru dan lebih baik (7:15; lihat 7:7, 19, 22, 8:6); (2) Keintiman Kristus adalah permanen (7:16); (3) Kristus menjalankan keimaman-Nya secara permanen (7:24); (4) Keintiman Kristus berdasarkan pada suatu kovenan yang lebih baik (8:6; 6:13)
2. ROH KUDUS
Meskipun doktrin Roh Kudus tidak dibahas secara panjang lebar, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kitab Ibrani. (1) Tanda karunia diperlihatkan melalui kedaulatan kehendak Roh Kudus (2:4). (2) Roh Kudus merupakan penulis dari kitab Suci (3:7; 9:8; 10:15). (3) Keselamatan menjadikan seseorang mendapatkan bagian dalam Roh Kudus (6:4). (4) Menolak keselamatan melalui Kristus adalah melawan Roh Kudus (10:29). Oleh karena itu berarti berdosa kepada Kristus.
3. DOSA
Jadi di 6:4-6 adalah suatu peringtan keras yang mengatakan kepada orang Ibrani Kristen, bahwa apabila mereka yang sudah diterangi dan telah menjadi bagian dari keselamatan dan kemudian murtad, maka tidak mungkin bag mereka untuk kembali bertobat dan dipulihkan. Allah mengindikasikan bahwa Ia akan mengafirmasi mereka sebagian bayi rohani apabila mereka kembali ke Yudaisme; tidak aka nada restorasi bagi mereka. Demikian pula peringatan keras diberikan di 10:26-30. Tidak ada persembahan korban lagi selain yang telah dilakukan oleh Kristus; apabila mereka dengan sengaja terus berdosa dan kembali Yudaisme, merekat tidak akan mendapatkan persembahan korban lagi selain yang telah dilakukan Kristus; apabila mereka dengan sengaja terus berdosa dan kembali pada Yudaisme, mereka tidak akan mendapatkan persembahan koraban lagi dosa-dosa mereka di dalam sistem Lewi. Yang mereka harapkan hanyalah penghukuman yang berat dari Allah.
4. KESELAMATAN
Fakta bahwa keselamatan dari Yesus dapat membawa banyak anak pada kemulian menekankan finalitas dan jaminan dari hal itu. Penulis kemudian menekanka ketaatan dan ketundukan penuh dari Kristus pada kehendak Bapa; melalui ketaatan-Nya yang sempurna Kristus telah menjadi “sumber keselamatan yang kekal”(5:9). Orang percaya Ibrani butuh untuk mengetahui kebenaran-kebenaran yang signifikan ini, tetapi mereka bodoh dan perlu diajar doktrin-doktrin dasar dari iman.
BAB IX
TEOLOGI PETRUS DAN YUDAS
SURAT-SURAT PETRUS
Tujuan Petrus menulis ini adalah untuk menguatkan orang percaya yang sedang menderita penganiayaan. Ia menjabarkan bahwa mereka dalam keadaaan “berdukacita oleh karena berbagai pencobaan” (1:6). Dituduh tidak setia pada pemerintah (2:13-15), mereka dicemoooh, diolok-olok, dan difitnah karena tidak ikut dalam ketidaksenonnohan yang dilkakuan oleh orangorang tidak percaya kepada Allah (3:13-17; 4:4-5). Petrus mengistilahkan penderitaan mereka sebagai “nyata apai siksaan”(4:12). Tesis surat Petrus pertama adalah nasihat/dorongan dan dinyatakan di 5:12-orang percaya harus tetap teguh dalam anugerah Allah di tengah penderitaan mereka. Tujuan Petrus menulis surat ini dapat dikatakan ada dua segi. (1) Secara negative, ia memperingatkan orang percaya berkaitan dengan akan munculnya orang yang hidup tanpa hukum (secara terang-terangan mengabaikan perintah-perintah Allah) dan pengajar-pengajar ajaran sesat yang menyusup di tengah jemaat. (2) secara positif, Petrus mendorong orang percaya untuk “bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (3:18)
PENULIS
Rasul Petrus adalah putra dari Yunus (Mat. 16:17) atau Yohanes (Yoh 2:42), dan ssaudara dari Andreas (Yoh. 1:40). Ia berasal dari Betsaida (Yoh 1:44) tetap kemudian pindah ke Kapernaum (Mrk. 1:21, 29). Petrus tadinya bekerja sebagai seorang nelayan (Luk. 5:1-11). Petrus juga merupakan salah seorang dari ketiga orang pilihan, bersama dengan Yakobus dan Yohanes. Dlaam kelompok itu ia menyaksikan transfigurasi Kristus (Mat. 17:1), yang ia tulis kemudian (2Ptr. 1:16). Sebagaian salah seorang dari ketiganya, Petrus adalah “sokoguru jemaat” (Gal 2:9) dan kemudian menjadi pemimpin di gereja. Ia menjadi jurubicara pada waktu pemilihan penerus dari Yudas (Kis. 1:15-22), sebagai juru bicara di hari Pentakosta (Kis. 2:14-36), dan juga di sidang Yerusdalem (Kis. 15:7-11). Petrus merupakan rasul bagi orang Yahudi, yang juga tercermin dalam pembicaraannya dan dalam suratnya yang pertama (1 Ptr. 1:1). Salah satu tradisi mengusulkan bahwa Petrus pada akhirnya pergi ke Roma, tapi hal itu tidak pasti.
PEMBAHASAN TEOLOGIA PETRUS
Teologi Petrus jelas sekali berpusat pada Kristus dan dalam penekanannya, ia membahas secara mendalam doktrin-doktrein penting yang berkaitan dengan Pribadi Kristus. Petrus banyaj sekali berbicara tentang penderitaan, Kristus yang direndahkan dan penolakan akan Kristus.
1. KRISTUS
Di Kisah Para Rasul 2:22 Petrus mengidentifikasikan Dia sebagai “Yesus Orang Nazaret”, mungkin mengingatkan pendengarannya akan Yesus sebagai yang di tolak, karena istilah orang Nazaret dapat memiliki konotasi negative. Di Kisah Para Rasul 3:13, Petrus berbicara tentang kemulian Yesus, menghubungkannya dengan sebutan “Hamba” (3:13), “Yang Kudus”, Yang Benar” (3:14), dan “Pemimpin kepada hidup” (3:15). Oleh karena itu, bersamaan dengan Petrus menyebut lagi tentang Yesus di 3:16, ia juga menekankan otoritas dan kuasa yang berkaitan dengan mana itu. Petrus memilih menyebut Kristus dalam surat-suratnya, dan paling sering mengggunakan sebutan Mesias untuk menjabarkan penderitaan-Nya. Petrus menulis bahwa Kristus mencurahkan darah-Nya yang berharga (1Ptr. 1:19), menderita sebagai subtitusi (1 Ptr. 2:21),menderitra dalam daging (1 Ptr. 4:1), menderita di depan banyak saksi (1 Ptr. 5:1), dan mati bagi dosa satu kali (penekanan) bagi semua (1 Ptr. 3:18). Berdasarkan hal-hal itu, Ptrus mendorong oreang percaya untuk menguduskan Kristus.sebagai Tuhan dalam hati ereka (1 Ptr. 3:15), untuk mempertahankan hati nurani yang murni ditengah penderitaan bagi Kristus (1 Ptr. 3:15), untuk mempertahankan hati nurani yang murni di tengah penderitaan bagi Kristus (1 Ptr. 3:16), untuk bersukacita di tengah penderitaan bagi Kristus (1 Ptr. 4:13-14), karena pada akhirnya Allah akan memanggil mereka pada kemuliaan yang kekal melaluipersekutuan mereka dengan Kristus (1 Ptr. 5:10). Melalui Tuhan Yesus Kristus, orang percaya yang telah dilahirkan baru kepada pengharapan yang hidup (1 Ptr. 1:3), mereka yang telah diselamatkan melalui kebangkitan Yesus Kristus (1 Ptr. 3:21), sekarang ini sedang dibangun sebagai tubuh rohani (1 Ptr 2:5), untuk bersukacita di tengah penderitaan agi Kristus (1 Ptr. 4:11), dan bertumbuh dalam oengetahuan akaan Yesus kristus (2 Ptr. 1:8; 3:18). Oleh karena itu, mereka dapat menantukan kedatangan Yesus Kristsu yang mulia (1 Ptr. 1:13; 2Ptr. 1:16), di mana pencobaan-pencobaan mereka akan memepermuliakan Yesus Kristus (1 Ptr. 1:7)
2. KESELAMATAN
Sebagaimana yang telah di cataat pada pembahasan sebelumnyya, Petrus menekankan kara keselamatan Kristus: Ia adalah korban yang sempurna, seperti domba yang tak bercacat dan tak bercela (1 Ptr. 1:9); Ia tidak berdosa ( 1Ptr. 2:22); Ia mati sebagai pengganti sekali bagi kita semua, yang tanpa salah bagi orang yang bersalah (1 Ptr. 3:18). Petrus menekankan tindakan, bahwa Ia dibunuh untuk kita. Kata ganti menekankan bahwa Kristus mati bagi orang berdosa (1 Ptr. 2:24). Ia menebus mereka dari perbudakan dosa (1 Ptr. 1:18). Keselamatan Kristus direncanakan sejak kekelan (1 Ptr. 1:20) tetapi dinyatakan dalam sejarah. Ia menyelesaikan keselamatan melalui kebangkitan-Nya, memberikan orang percaya suatu hidup yang penuh pengharapan (1 Ptr. 1:3).
3. KITAB SUCI
Berikut ini adalah hal yang perlu dicatat dari doktrin Kitab Suci yang ditulis oleh Petrus: (1) Kitab Suci diistilahkan sebagai “nubuat” (2 Ptr. 1:19), menunuk pada seluruh PL. Petrus mengindikasiakn KItab Suci PL menjadi pasti melalui pemunculan dari 1:23). Berbeda dengan benih manusia yang bisa korup, maka firman Allah tidak bisa korup. (3) Kitab Suci tidak berkontaminasi dan menyehatkan, memampukan orang percaya untuk bertumbuh secara rohani (1 Ptr 2:2). (4) Kitab Suci bukan secara murni berasal dari manusia (2 Ptr. 1:20). (5) Kitab Suci adalah produk dari manusia yang berbicara atas pimpinan Roh Kudus, sehingga menjamin keakuratan dari kitab Suci (2 Ptr. 1:21). (6) KitabSuci Pb Juga diinspirasikan setara dengan tulisan-tulisan kitab suci lainnya”. (7) Kitab Suci merupakan dasar kebenaran teologis (1 Ptr2:6) Petrus membuat poin teologis dan mendasarkannya pada kutipan dari Yesaya 28:16.
4. KEHIDUPAN ORANG KRISTEN
Ia berbiicara kepada orang Kristen Ibrani yang menderita karena iman mereka (1 Ptr. 1:1). Petrus menulis untuk menguatkan mereka dan menjelaskan bagaimana orang percaya harus menyikapi penderitaan, khususnya pada waktu mereka harus mengalami penderitaan yang tidak sepatutnya (1 Ptr. 1:6). Petrus menulis kata-kata peringatan dan dorongan berkaitan dengan penderitaan. Pertama, orang percaya harus mengantisipasi pencobaan dan penderitaan dan mempersiapkan pikran mereka untuk menghadapinya, karena Kristus juga telah menderita (1 Ptr. 1:11; 4:12;5:9). Kedua, orang percaya harus bersukacita di tengah penderitaan karena antisipasi akan kedatangan kembali Kristus (1 Ptr. 3:14; 4:13). Ketiga, orang percaya dapat menderita karena ketidakadilan (1 Ptr. 2:19, 20, 21, 23; 3:17). Tidak ada pujian apabila seorang Kristen menderita karena perbuatan dosa, tetapi Allah menghargai orang percaya yang menangggung penderitaan karena ketidakadilan . Kristus menderita dan memberikan teladan kepada rang percaya untuk mengikuti contoh-Nya (1 Ptr. 2:21-23; 3:17-18; 4:1). Akhirnya, orang percaya bisa menderita menurut kehendak Allah (1 Ptr. 3:17; 4:19), tetapi di tengah penderitaan mereka akan dikatkan oleh Dia (1 Ptr. 5:10).
5. GEREJA
Gereja Universal. Petrus mengakui kesatuan dari orang Yahudi dan non-Yahudi dalam satu tubuh (Kis. 10:34-43). Pada saat deklarasi. Petrus mengumumkan bahwa orang non-Yahudi diterima oleh Allah tanpa harus menjadi orang Yahudi proselit berdasarkan upacara terlebih dahulu (Kis. 10:35).
Gereja Lokal. Di 1 Petrus menunjuk pada tanggungjawab penatua di gereja lokal. Tanggung jawab mereka adalah untuk menggembalakan domba Allah. Tugas penggembalaan adalah member makan (mengajar), melindungi, merawat, dan memperhatikan domba gembalaannya. Hal ini tidak boleh dilakukan dengan sikap mendominasi atau karena cintauang, tetapi dengan kerinduan dan sambil memberikan teladan dalam kesalehan. Petrus juga menyebut baptisan, dengan menggunakan analogi antara baptisan dan Nuh. Sebagaian air dari Nuh melambangkan pemutusan dengan kehidupan lama yang penuh dosa (1 Ptr. 3:21).
6. AKHIR ZAMAN
Kondisi. Mereka akan dikenali dari pengajaran mereka yang salah, di mana mereka akan menyangkali Tuan yang telah membeli mereka (2 Ptr. 2:1). Guru-guru palsu dapat dikarakteristikan melalui immoralitasmereka (2 Ptr. 2:14). Mereka memimpin padapenyesatan, tetapi mereka akan dihakimi oleh ristus pada waktu Ia kembali (2 Ptr. 2:9).
Kedatangan Kristus. Dalam kedua suratnya, Petrus kelihatannya membedakan antara pengangkatan gereja dan kedatangan Kristus yang kedua kalinya untuk menghakimi orang fasik. Kedatangan orang percaya pada saat pengangkatan akan merupakan pembebasan dan berkat, sedangkan Petrus mengidentifikasikan kehadiran dari penderitaan bagi orang percaya akan berkulminasi dalam pujian dan hormat pada saat pernyataan Kristus (1 Ptr. 1:7). Karena itu, Petrus mendorong orang percaya untuk memfokuskan pengharapan mereka pada wahyu dari Kristus (pengangkatan akan terimplikasi ) (1 Ptr. 1:13). Di 2 petrus, rasul Petrus menunjuk pada kedatangan Kristus yang akan menghakimi orang yang mencemooh akan kembali-Nya (2Ptr. 3:1-7). Kedatangan-Nya ini akan merupakan “ hari penghakiman dan kehancuran dari orang fasik” (ay 7).
Hidup Kekal. Petrus menjabarkan kedatangan Haru Tuhan yang tiba-tiba (2 Ptr. 3:10). Hari Tuhan digunakan dalam beberapa cara di Kitab Suci, tetapi sebagai istilah umum, hal itu memandang pada keseluruhan periode permulaan dengan orang tidak percaya danberkat bagi orang percaya akan berkulminasi dalam pujian dan hormat pada saat penyataan Kristus (1Ptr. 1:7). Karena itu, petrus mendorong orang percaya untuk memfokuskan pengharapan mereka pada wahyu dari Kristus (pengangkatan akan terimplikasi) (1 Ptr. 1:13). Di 2 Petrus, rasul Petrus menunjuk pada kedatangan Kristus yang akan menghakimi orang yang mencemooh akan kembali-Nya (2 Ptr. 3:1-7). Kedatangan-Nya ini akan merupakan “hari penghakiman dan kehancuran dari orang fasik” (ay. 7).
Hidup kekal. Petrus menjabarkan kedatangan Hari Tuhan yang tiba-tiba (2 Ptr. 3:10). Hari Tuhan digunakan dalam beberapa cara di Kitab Suci, tetapi yang tiba-tiba (2Ptr. 3:10). Hari Tuhan digunakan dalam beberapa cara di Kitab Suci, tetapi sebagai istilah umum, hal itu memandang pada keseluruhan periode permulaan dengan pengangkatan dan berhentinya millennium; jadi, Hari Tuhan meliputi penghakiman atas orang tidak percaya dan berkat bagi orang percaya. Dari 2 Petrus 3:10b-12, Petrus menjabarkan hidup kekal. Pada akhir millennium, langit akan berlalu dengan suatu suara yang rebut dan bumi akan terbakar. Ini merupakan wilayah dari terjadinya dosa; wilayah ini direnovasi dalam antisipasi pada kekekalan. Petrus mengakhiri studinya tentang akhir zaman dengan nasihat praktis (2 Ptr. 3:11)
INTRODUKSI TEOLOGI YUDAS
Penulis dari surat Yudas yang pendek ini disebut sebagai saudara Yakobus (ay. 1). Identifikasi dengan Yakobus mengusulkan bahwa itu adalah Yakobus, kepala gereja di Yerusalem. Jadi, penulis Yudas ini juga adalah saudaran tiri dari Tuhan Yesus (lihat Mat.13:55). Peristiwa untuk penulisan surat ini serupa dengan 2 Petrus, yaitu karena kehadiran guru-guru palsu. Tujuan penulisan dinyatakan di ayat 3: “supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus”.
PEMBAHASAN TENTANG TEOLOGI YUDAS
Kristus
Dengan tema yang serupa dengan 2 Petrus, Yudas memperingatkan akan adanya guru-guru palsu yang menyangkali ‘satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita’ (ay. 4). Sebutan penguasa dan Tuhan, keduanya menunjuk pada Kristus. Ini merupakan pernyataan Kristologi yang besar. Penguasa (Yunani despoten) berarti Kristus adalah ‘penguasa yang absolut’ (2Ptr. 2:1), kata Inggris depsot berasal dari kata Yunani ini. Yudas juga menunjuk pada Yesus sebagai Tuhan, yang merupakan sebutan keilahianNya (lih ay 25), yang diantisipasi sebagai penebus dan penguasa PL. meskipun Yudas sangat singkat, namun demikian ia telah memberikan pernyataan yang luar biasa untuk meninggikan kemuliaan Kristus.
Keselamatan
Yudas menujukan suratnya pada “mereka yang terpanggil”. Dalam pernyataan ini Yudas menunjuk pada doktrin pemilihan. Kata ‘dipanggil’ adalah bagi mereka yang telah dipanggil secara efektual pada keselamatan berdasarkan anugerah Allah yang efektif. Anugerah Allah itulah yang tidak dapat ditolak oleh manusia. Yudas lebih lanjut menekankan sekuritas dari keselamatan dengan menegaskan bahwa Allah akan memampukan orang percaya untuk berdiri di hadapan kemuliaan hadiratNya (ay. 24). Berdiri di hadapan Allah berarti mampu untuk bertahan, yaitu untuk diterima (kontras dengan Maz. 1:5). Yudas telah meneguhkan sekuritas orang percaya dalam keselamatan karena pemilihannya pada waktu yang lampau dan kemampuan Allah untuk mempertahankan orang percaya bagi kemuliaan di masa yang akan datang.
Malaikat
Yudas menunjuk pada malaikat yang ‘meninggalkan tempat tinggal mereka yang sebenarnya’, kemungkinan besar menunjuk pada kejatuhan Lucifer dari posisi yang tinggi, di mana ia menarik satu pasukan malaikat bersama dengan dia (Yes. 14:12-17, Yeh. 28:12-19). Kelihatannya, sebagian dari mereka yang jatuh telah diikat, sedangkan yang lain tetap bebas dan menjadi iblis. Yudas juga mengenali hirarkhi dari malaikat pada waktu menyebut Mikhael, sebagai penghulu malaikat (ay. 9), yang merupakan pembela Israel.
BAB X
PEMBAHASAN TEOLOGI YOHANES
Rasul Yohanes
Yohanes, saudara Yakobus dan akan dari Zebedeus, tadinya adalah seorang nelayan di Galilea (Mrk. 1:19-20). Ia pasti memiliki usaha yang cukup menguntungkan sehingga ia memperkerjakan pelayan-pelayan dalam usaha yang cukkup maenguntungkan sehingga ia memperkerjakan pelayan-pelayan dalam usaha nelayannya (Mrk. 1:20). Ibunya, Salome adalah saudara perempuan Maria, ibu Yesus. Hal itu berarti ia adalah saudara sepupu Yesus (lih Yoh. 19:25, dan Mat. 27:56, Mrk. 15:40,47). Ibunya adalah salah seorang yang mengikuti Yesus dan memberikan dukungan kepada kepada Yesus (lih Luk. 8:3, Mat. 27:55-56, Mrk. 15:40-41). Yohanes tidak diragukan sebagai salah satu dari dua murid yang mengikuti Yesus pada awal pelayanan-Nya (Yoh. 1:35-37). Kira-kira setahun setelah itu, Yohanes disebut sebagai salah satu dari ke dua belas rasul (Mat. 10:2).Yohanes bersama Petrus dan Yakobus adalah salah satu dari ketiga orang yang dekat Yesus yang menyaksikan transfigurasi (Mat. 17:1-8), kebangkitan anak perempuan Yairus (Mrk. 5:37-43), dan pada waktu Yesus bergumul dalam doa ditaman Getsemani (Mat. 26:37-38). Pada perjamuan terakhir, Yohanes yang dikenal sebagai murid’yang dikasihi oleh Yesus’ memiliki posisi khusus disamping Yesus (Yoh. 13:23). Yesus juga menyerahkan Maria pada pemeliharaan Yohanes di Kayu Salib (Yoh. 19:26-27). Yohanes melihat kebangkitan Yesus paling sedikit dua kali sebelum kenaikan, yaitu diruang atas (Yoh. 20:19-29) dan di Galilea (Yoh. 21:2) dan paling sedikit tiga kali setelah kenaikan, yaitu sebagai Tuhan dari gereja (Why. 1:12-18), Hakim orang berdosa (Why. 5:4-7) dan Raja segala raja (Why. 19:11-16). Di kitab Kisah Para Rasul ia muncul dalam posisi utama bersama dengan Petrus (Kis 3:1, 4:13, 8:14-17). Yohanes dikenal sebagai salah satu sokoguru dari gereja (Gal. 2:9). Menurut Irenaeus, Yohanes suatu waktu pindah ke Ester dan tinggal sampai usia lanjut, hidup sampai pemerintahan Trajan (98-117 AD)
Teologi Yohanes
Sumber untuk studi teologi Yohanes adalah Injil Yohanes dan Kitab Wahyu. Yohanes memberikan sebuah ringkasan dari teologinya dipendahuluan dari injilnya (Yoh. 1:1-18), dimana di dalamnya ia menjabarkan dosa yang menggenapi dunia dan menolak terang itu.
Injil Yohanes
Bukti eksternal yang di dapat melalui kesaksian Ignatius, Polycarpus, Tatian, Theophilus dan yang lain menyatakan bahwa Yohanes adalah penulis dari Injil itu. Bukti internal menyatakan bahwa ia adalah seorang Yahudi dari Palestina yang menjadi seorang saksi dari peristiwa yang diceritakannya. Menurut tradisi, injil Yohanes diberi tanggal penulisan yang kemudian, Eusebius, misalnya menyatakan bahwa Yohanes menulis yang paling akhir dari semua, oleh karena itu Injil Yohanes secara tradisi telah diberi tanggal 80-95AD. Namun penulis liberal John A.T.Robinson mengusulkan komposisi terakhir tertanggal kira-kira 65 AD untuk injil itu. Secara umum disepakati bahwa Yohanes menulis injil yang terakhir, karena itu kemungkinan besar ditulis sebagai suplemen dari injil yang lain.
Untuk alasan tersebut Yohanes kemungkinan besar memiliki pandangan tentang gereja dan dunia secara umum sebagai pembacanya. Berlawanan dengan sinoptik, Yohanes menulis bagi pembaca secara umum. Keunikan injil ini terlihat dalam 92% isinya tidak terdapat dari injil sinoptik. Yohanes memasukan percakapan yang besar dan peristiwa-peristiwa dari kehidupan Kristus yang tidak terdapat ditempat lain (6:22-71; 7:11-52; 8:21-59; 9:1-41; 10:1-21; 11:1-44; 12:20-50; 13:1-20; 14:1-16-33; 17:1-26). Yohanes memakai kata-kata tertentu lebih sering dari penulis-penulis lain: terang (21 kali), hidup (35 kali), dan kasih (31 kali), demikian pula kata lain seperti Anak Allah, percaya, dunia, saksi dan kebenaran. Tujuan Yohanes menulis dinyatakan dalam Yohanes 20:30-31, supaya orang percaya kepada Yesus sebagai Kristus. Oleh karena itu, Yohanes memillih tanda-tanda tertentu untuk memperlihatkan otoritas Yesus atas wilayah tertentu. Melalui pemilihan Yohanes yang hati-hati akan tanda-tanda ia mempresentasikan otoritas Yesus sebagai Mesias dan mendorong orang untuk beriman kepada-Nya (20:30-31)
Surat-surat Yohanes
1Yohanes
Ada dua faktor dalam penulisan 1 Yohanes: (1). Yohanes menulis berkaitan dengan adanya guru-guru palsu dan kerohanian yang tidak stabil dari orang percaya. Ia memperingatkan tentang antikristus yang menyangkali kemanusiaan Yesus yang sejati. (2). Yohanes juga menulis tentang kondisi spiritualitas dari orang percaya. Sebagian dari mereka tidak hati-hati dalam perjalanan mereka, dan terlibat dengan dunia ini (2:15-17). Yohanes menulis untuk menjelaskan persekutuan yang sejati dengan Anak Allah.
2 Yohanes
2 Yohanes memiliki terminologi yang mengidentifikasikannya dengan 1Yohanes:”kebenaran”, “berjalan”, “perintah baru”, “kasih” dan yang lainnya. Yohanes kedua kemungkinan besar ditulis kira-kira tahun 80 AD di Efesus. 2 Yohanes ditujukan kepada “ibu pilihan dan anak-anaknya”. Hal ini dapat menunjuk pada : a) gereja universal, b) gereja lokal, c) seorang ibu yang sebenarnya. Dalam penggunaan bahasa yang normal, Yohanes kemungkinan besar menulis pada seorang ibu tertentu yang ia kenal tetapi yang tidak dikenal oleh para sarjana pada zaman ini. Yohanes menulis untuk memperingatkan ibu itu (dan gereja yang kemungkinan besar bertemu di rumahnya) melawan kedatangan guru-guru sesat. Ibu itu suka member tumpangan, dan Yohanes melihat bahaya khusus dari undangan ibu itu pada guru-guru sesat ke rumahnya. Yohanes memperingatkannya untuk tidak memberikan tumpangan kepada guru-guru sesat itu (2Yoh. 10)
3 Yohanes
Asosiasi yang dekat antara 2 dan 3 Yohanes karena keduanya berkaitan dengan surat yang pertama dan hal itu mengharuskan penulis ketiga surat itu orang yang sama. Yohanes ketiga kelihatannya ditulis di Efesus kira-kira tahun 80 AD. Yohanes ketiga ditujukan pada Gayus yang tercinta, tidak ada keterangan lain tentang dirinya, selain dari pernyataan ini. Yohanes menulis untuk memberikan instruksi kepada Gayus tentang Diotrefes, seorang pribadi yang berpengaruh di gereja yang berkeinginan untuk mendapatkan posisi yang utama. Yohanes menulis untuk menguatkan Gayus tentang problema Diotrefes dan untuk mencela dosa Diotrefes.
KITAB WAHYU
Ada cukup banyak bukti eksternal yang mendukung Yohanes sebagai penulis kitab Wahyu, dukungan itu datang mulai dari penulis-penulis abad mula-mula seperti justin Martyr, Irenaeus, dan Tertullian. Bukti internal, penulis sendiri menyatakan dirinya sebagai Yohanes (1:1, 4, 9; 22:8). Kitab Wahyu menunjukkan suatu kesamaan dengan Injil Yohanes, menerapkan kata-kata yang lazim di keduanya: Firman, domba, Yesus, saksi, benar, melampaui, tinggal, sumber air hidup, dan lain sebagainya. Westcott, Lightfoot dan Hort mengusulkan 68 AD atau 69 AD sebagai tanggal penulisan kitab Wahyu, namun secara tradisi penanggalan yang diberikan adalah 95 AD. Yohanes menujukan kitab Wahyu kepada tujuh gereja di Asia (1:4). Yohanes menulis untuk beberapa alasan: untuk menguatkan orang Kristen di tengah penganiayaan di bawah Domitian (naik takhta tahun 81 AD) dan mengingatkan mereka akan kemenangan terakhir dan Yesus Kristus, menyampaikan kebenaran nubuatan PL pada akhir penggenapannya, dan memberikan gambaran dari kemenangan Kristus pada waktu penghakimanNya dan pada waktu pemerintahan milenial-Nya.
PEMBAHASAN TEOLOGI YOHANES
Wahyu
Yohanes menjabarkan wahyu dengan dua cara: wahyu melalui kitab suci dan melalui Putra Allah.
1. Kitab suci Yesus mengingatkan orang Yahudi yang tidak percaya bahwa kitab suci memberikan kesaksian tentang diri-Nya (Yoh. 5:39). Yesus meneguhkan bahwa Kitab suci adalah kebenaran yang proposional, yang menyatakan terang Allah melalui diri-Nya. Kristus menyatakan bahwa “kitab suci tidak dapat dibatalkan (Yoh. 5:45-47)
2. Anak Allah pada pendahuluan injilnya, Yohanes menyatakan bahwa wahyu Allah dimanifestasikan melalui anak-Nya. Pribadi yang telah bersama Bapa sejak kekekalan (Yoh 1:1), sekarang tinggal dengan manusia, dan Yohanes bersukacita karena melihat kemuliaanNya. Yohanes menjelaskan wahyu melalui Kristus terpisah dari wahyu melalui Musa, hukum datang melalui Musa, tetapi anugerah dan kebenaran diberikan melalui Yesus Kristus. Tujuan Yohanes adalah untuk menekankan wahyu yang lebih besar yang datang melalui Kristus. Yohanes menutup prolog itu dengan menyatakan dilema (tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah) dan solusinya (tetapi Anak Tunggal Allah . . . . Dialah yang telah menyatakan-Nya).
Dunia
Yohanes menggunakan kata dunia untuk menjelaskan tentang dunnia yang berada dalam dosa, kegelapan, dan dibawah kuasa Setan.
Dunia dalam kegelapan. Orang-orang dunia membenci terang, karena terang itu mengekspos dosa mereka, Yesus mengatakan bahwa ini adalah alasan kenapa dunia membenci-Nya (Yoh 7:7). Sistem dunia yaitu keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup (1 Yoh 2:16), telah memimpin manusia kepada dosa bahkah semenjak Hawa pertama dicobai di taman. Isu dasar dari dosa adalah penolakan untuk percaya bahwa Yesus adalah terang itu (Yoh 3:19-20); Roh kudus terus meyakinkan manusia tentang dosa yang sama, yaitu penolakan untuk percaya pada Kristus (Yoh 16:8-9). Akhir tragis sebagai akibat dari dosa adalah maut (Yoh 8:21-24)
Dunia dibawah Setan. Yesus menjelaskan kenapa orang yang tidak percaya melakukan dosa, hal itu karena mereka adalah keturunan dari si jahat (Yoh 8:44). Karena si jahat adalah pembohong dari awalnya, maka wajarlah apabila keturunan rohani dari si jahat menolak Kristus yang adalah kebenaran.
Inkarnasi
Terang. Terang adalah istilah popular dari Yohanes. (Yoh 1:4-5, 7-9; 3:19-21, 5:35; 8:12; 9:5; 11:9-10, 12:35-36, 46; 1Yoh 1:5,7;2:8-10, Why 18:23, 22:5). Yesus tidak memperlihatkan jalan pada terang, karena Ia adalah Terang itu. Yesus mensejajarkan diri-Nya dengan Allah Bapa dalam mengklaim diri-Nya sebagai terang.
Hidup. Hidup juga merupakan istilah popular di Yohanes, ia menggunakannya tiga puluh enam kali di injil, tiga belas kali di 1 Yohanes dan lima belas kali di kitab wahyu. Mujizat inkarnasi ialah bahwa Yesus adalah hidup (Yoh 1:4). Yohanes menyejajarkan Yesus dengan keilahian, dengan demikian sama halnya dengan Bapa yang adalah sumber kehidupan , demikian pula Anak memiliki hidup dalam diriNya sendiri (Yoh 1:4). Yesus memiliki hidup dari diri-Nya sendiri. Segala sesuatu dan siapa pun juga bergantung pada Yesus untuk hidup di dalam segala sesuatu yang lain di atas dunia ini.
Anak Allah. Yohanes menjabarkan Inkarnasi Kristus dengan menunjuk pada Yesus sebagai Putra Allah atau Putra. Yesus menggunakan istilah-istilah itu untuk diri-Nya sendiri. Orang Yahudi yang tidak percaya menangkap signifikasi dari klaim itu, lalu mereka berusaha untuk melempari Dia dengan batu atas dasar penghujatan , dimana Yesus telah menyejajarkan Diri-Nya dengan Allah (Yoh 5:18). Ia selalu menyebut Allah sebagai “Bapa-Ku”, tidak pernah “Bapa Kami” (Lih Yoh 20:17). Yohanes sangat tegas dalam menekankan kesetaraan Yesus dengan Allah.
Anak manusia. Yesus pada umumnya menggunakan sebutan “Anak Manusia” untuk menunjuk pada misi-Nya (Yoh 1:51, 3:13-14, 5:27, 6:27, 53, 62; 8:28; 9:35; 12:23, 34; 13:31). Istilah “Anak Manusia” jadi menunjuk pada konsep Kristus akan diri-Nya sebagai yang berasal mula dari surga dan sebagai pemilik kemuliaan surga. Pada saat yang sama hal itu menunjukkan kepada kita tentang kerendahan-Nya dan penderitaan-Nya bagi manusia. Keduanya adalah sama.
Pendamaian
Dalam nubuatan. Meskipun kata pendamaian bukan merupakan kata di PB, hal itu menunjuk pada apa yang telah diselesaikan oleh Kristus di atas kayu salib melalui penderitaan dan kematian-Nya. pada waktu Yohanes pembaptis menyerukan “lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia”. Yohanes berbicara tentang penggenapan dari persembahan korban di PL. Persembahan korban di PL menunjuk pada kematian Mesias untuk pendamaian.
Dalam sejarah. Karya Kristus,sesuai dengan tujuan-Nya datang ke dunia, digenapkan dalam Yohanes 19:30. Setelah enam jam di atas kayu salib Yesus berseru, “sudah selesai” (Yunani:tetelestai). Yesus tidak mengatakan “saya telah selesai”, tetapi “telah selesai”. Ia telah menyelesaikan pekerjaan-Nya yang diberikan Bapa kepada-Nya, karya keselamatan telah diselesaikan. Lebih lanjut Yohanes berkata Kristus adalah “korban pendamaian” (yunani hilasmos) bagi dosa-dosa dunia. Kata itu hanya digunakan di Roma 3:25 dan 1 Yohanes 4:10. Korban pendamaian berpusat pada Allah, yang mengatakan bahwa dosa telah melanggar kekudusan Allah, dan melalui kematian Kristus Allah Bapa dipuaskan dan sekarang Ia bebas untuk menyatakan kemurahan dan pengampunan-NYa kepada orang berdosa yang percaya.
Kebangkitan. Yohanes menjabarkan kisah kebangkitan di Yohanes 20 untuk memperlihatkan penebusan Kristus telah sampai pada puncaknya dikebangkitan. Penebusan Kristus tidak berakhir pada kematian-Nya tetapi pada kebangkitan-Nya, kebangkitan itu harus terjadi untuk meneguhkan Anak Allah (Rm 1:4)
Roh Kudus
Percakapan di Ruang atas (Yoh 14-16), yohanes mencatat pengajaran Yesus berkaitan dengan Roh Kudus. Ketiga pasal itu memberikan informasi yang paling rinci tentang Pribadi dan karya Roh Kudus.
Pribadi-Nya. Kepribadian dari Roh Kudus dilihat dalam kata ganti yang digunakan untuk menjabarkan tentang Dia. Meskipun kata Roh (Yunani: pneuma) adalah netral, Yesus mengatakan “Ia (maskulin) akan mangajarkan kamu segala sesuatu (Yoh 14:26)
Karya-Nya. Ia meyakinkan dunia (Yoh 16:8-11). Karya meyakinkan (Yunani:elegxei) adalah pekerjaan seorang pengacara penuntut yang mana Ia berusaha untuk meyakinkan seseorang akan sesuatu. Ia melahirbarukan (Yoh 3:6). Ia mengajar kepada murid-muridNya (14:26). Ia tinggal (14:16-17)
Hal-hal terakhir
1. Pengangkatan tanpa diragukan Yohanes menunjuk pada pengangkatan dalam Yohanes 14:1-3. Pengangkatan berkaitan dengan gereja.
2. Kesengsaraan ketujuh meterai ini akan dibukakan di dunia pada awal kesengsaraan (Why 6:1-8:1) yang akan membawa kemenangan bagi binatang buas itu (6:1-2), perang (6:3-4), kelaparan (5-6), kematian (7-8), mati syahid (9-11) dan ledakan di langit dan dibumi (12-17). Meterai ketujuh mengawali sangkakla ketujuh (8:2-11:9). Sangkakala ketujuh akan mengawali cawan penghakiman (11:15-19; 15:1-16:21). Masa kesengsaraan berpuncak pada kembalinya Kristus, dimana Ia akan menakhlukkan semua bangsa di dunia (19:11-12)
3. Antikristus Yohanes menggunakan istilah Antikristus untuk menjabarkan mereka yang pada zamanya mendirikan doktrin yang salah tentang Kristus (1Yoh 2:18, 22, 4:3, 2Yoh 7). Natur dari bidat ini adalah menyangkali kemanusiaan Yesus (2Yoh 7), Kristus hanya tampil seperti hantu, Ia tidak benar-benar mengambil rupa manusia. Yohanes menyebut pribadi yang menyangkali Yesus sebagai Binatang Buas (Why 11:7, 13:1, 12, 14, 15). Yohanes menjabarkan Binatang Buas ini sebagai binatang pertama. Binatang pertama adalah penguasa politik (13:1-10)dan binatang pertama didukung oleh binatang kedua yang adalah nabi palsu dan memaksa manusia untuk menyembah binatang pertama (13:11-12). Pada kedatangan Kristus yang kedua, baik binatang pertama maupun kedua akan dilemparkan ke dalam lautan api (19:20)
4. Kedatangan Kristus yang Kedua Yohanes menggambarkan kembalinya Kristus dengan kemenangan bersama pengantin perempuan-Nya, yaitu gereja (Why 19:6-8). Pernikahan Kristus dengan gereja terjadi di surga pada waktu periode kesengsaraan. Kristus kembali dengan pengantin perempuan-Nya untuk memulai pesta pernikahan, yaitu di kerajaan Milenial yang terjadi di atas bumi (19:9-10)
5. Kerajaan Milenial dan kekekalan Yohanes menjabarkan kebangkitan dari masa kesengsaraan dan orang-orang kudus PL pada akhir masa kesengsaraan (Why20:4-5) mereka adalah bagian dari kebangkitan pertama. Istilah kebnagkitan pertama tidak menjabarkan kebangkitan secara umum dari orang percaya, tetapi suatu kebangkitan kepada kehidupan (20:6). Paling tidak ada beberapa tahap dalam kebangkitan yang pertama, yaitu zaman orang-orang kudus dibangkitan sebelum masa kesengsaraan (1Tes 4:13-18), di mana orang-orang kudus di PL dan di masa kesengsaraan, dibangkitan setelah masa kesengsaraan (Why 20:4). Orang tidak percaya dibangkitkan pada akhir masa Milenium, dimana mereka akan dilemparkan ke dalam lautan api (Why 20:11-15)
INTRODUKSI TEOLOGI PERJANJIAN BARU
Teologi Perjanjian Baru mempelajari tentang teologi dari Sinoptik, Kisah Para Rasul, Paulus, Petrus, Yohanes, Ibrani dan penulis surat umum lainnya. Teologi Perjanjian Baru disusun dengan cara menganalisa tulisan masing-masing penulis PB, kemudian merefleksikan subyek yang diungkapkan. Beberapa faktor yang perlu dipertimbangkan untuk mengembangkan suatu metodologi bagi teologi PB: (1) Pewahyuan adalah progresif, (2) Penekanan dari PB berpuncak pada kepercayaan kematian dan kebangkitan Kristus dan pengharapan akan kedatangan-Nya yang kedua kali, (3) Teologi PB harus mengakui pengajaran Yesus dan pengajaran dari penulis PB lain merupakan suatu kesatuan dan harmonis, (4) Keragaman tulisan-tulisan PB tidak menyebabkan kontradiksi, tetapi berakar dari Allah, (5) Teologia PB harus mengaplikasikan metode analitik (tetapi tidak berarti mengesampingkan metode tematik) karena metode itu merefleksikan keragaman dari PB.
BAB II
DEFINISI TEOLOGI PERJANJIAN BARU
Teologi Perjanjian Baru adalah apa yang Allah telah ungkapkan tentang diriNya di dalam Perjanjian Baru. Sistem teologi Perjanjian Baru mengambil berbagai kebenaran dari buku-buku Perjanjian Baru, mengajar kepada kita tentang Allah dan secara terorganisir. Perjanjian Baru mengungkapkan kedatangan Mesias yang diramalkan dalam Perjanjian Lama (Yesaya 9), lahirnya Gereja Perjanjian Baru (tubuh Kristus), Injil Yesus Kristus, penolakan terhadap Mesias oleh Israel , dan keyakinan doktrinal diterapkan pada orang percaya dalam Yesus Kristus sebagai Juruselamat dan Tuhan.
Ungkapan "Perjanjian Baru (Perjanjian)" diucapkan oleh Kristus pada Perjamuan Terakhir, dan diklaim oleh Paulus sebagai substansi pelayanannya. Dia memberitakan Kabar Baik, Injil Yesus Kristus untuk keselamatan. Doktrin Perjanjian Baru terutama menginstruksikan agar orang percaya menyenangkan Allah Bapa. Aplikasi teologi untuk Perjanjian Baru adalah sama dengan Perjanjian Lama. Studi tentang doktrin-doktrin utama dari Alkitab membuat sebuah teologi sistematis untuk orang percaya, mengikuti wahyu progresif yang diciptakan Tuhan kepada manusia dari awal sampai akhir kitab Wahyu. Sekali lagi, teologi adalah mengumpulkan fakta tentang Allah dan AnakNya Yesus Kristus dan pekerjaan Allah Roh Kudus dalam semua peristiwa sejarah, sekarang, dan masa depan yang dibicarakan dalam Alkitab.
BAB III
TEOLOGI SINOPTIK
Injil sinoptik berasal dari kata Yunani sunoptikos, yang artinya “melihat sesuatu bersama-sama,” yang merupakan karakteristik dari ketiga Injil (Matius, Markus, Lukas). Ketiga Injil tersebut dipelajari secara bersama-sama karena pandangan penulis terhadap ketiga Injil tentang kehidupan Kristus dianggap mirip.
Problem Injil sinoptik adalah apakah Injil sinoptik tersebut memiliki sumber yang sama yang disebut dengan teori “Q” dari bahasa Jerman quelle, artinya “sumber.” Dari mana para penulis mengambil bahan menulis Injil mereka masing-masing?
Perhatikan bagan berikut yang menunjukkan bahwa 93% dari Injil Markus ditemukan dalam ketiga Injil lainnya. Jadi ada yang unik dari Markus, juga bagian akhir yang dipertanyakan (Markus 16:9-20).
PERBANDINGAN
INJIL: PERSAMAAN & PERDEDAAN
INJIL % KEUINIKAN % PERSAMAAN
MATIUS 7 93
MARKUS 42 58
LUKAS 59 41
YOHANES 92 8
Contoh kesamaan dan ketidaksamaan begitu jelas dalam Injil sinoptik. Kesepakatan atau kesamaan bisa dilihat dalam Matius 9:6; Markus 2:10; Lukas 5:24. Ketidaksamaan bisa dilihat dalam Matius 4:1-11; Markus 1:12-13; Lukas 4:1-13. Menghadapi kenyataan tersebut maka diusulkan beberapa teori:
1. Teori Tradisi Lisan
Dipercayai bahwa khotbah di gereja mula-mula memberikan bentuk yang sudah pasti dari kehidupan dan pelayanan Yesus, tetapi tidak ada bahan dalam bentuk tertulis sebelum Injil sinoptik.
2. Teori Saling Bergantung
Tahun 1789 Griesbach mengajarkan bahwa penulis pertama mengambil bahan dari tradisi lisan, kemudian penulis kedua menggunakan materi yang telah ditulis dari penulis pertama, dan yang ketiga mengambil bahan dari kedua penulis sebelumnya.
3. Teori Injil Primitif
Pada tahun 1778 Lessing mengajarkan bahwa penulis Injil meminjam dari sumber primitif yang disebut urevangelium, yang sudah tidak ada lagi.
4. Teori Fragmen
Pada tahun 1817 Schleiermacher mengajarkan bahwa penulis-penulis Injil menyusun catatan mereka dari banyak tulisan-tulisan di fragmen tentang kehidupan Kristus.
5. Teori Dua Dokumen
Perkembangan terkini ada teori dua dokumen. Teori ini mengusulkan bahwa sering ditemukan kesepakatan antara Matius, Lukas dan Markus, maka Markus pasti telah ditulis paling awal dan kemudian digunakan oleh Matius dan Lukas. Namun karena Matius dan Lukas memilik cukup banyak materi yang sama yang tidak ditemukan di Markus, para penulis pasti telah mengambilnya dari sumber kedua lain yang sama, yang disebut “Q.”
6. Teori Empat Dokumen
Streeter mengusulkan empat sumber asli yang berdiri sendiri selain bentuk tulisan akhir dari Injil: Markus di Roma kira-kira tahun 60 Masehi, “Q” di Antiokhia kira-kira tahun 50 Masehi, “M” (“kata-kata” pribadi sumber dari Matius) di Yerusalem kira-kira tahun 65 Masehi, dan “L” (sumber pribadi Lukas) di Kaisarea kira-kira tahun 60 Masehi.
7. Perkembangan Modern
Teori kritik modern telah bangkit dan berusaha untuk menjelaskan asal manusiawi dan hasil dari tulisan-tulisan ini.
a. Kritik Historis
Problem mendasar dalam kritik historis adalah pendekatan terhadap Alkitab sama dengan terhadap buku lain dan mengakui adanya kemungkinan kesalahan; hal itu tidak cocok dengan doktrin inspirasi Alkitab.
b. Kritik Sumber
Problem dari kritik sumber ini ada dua segi: kritik ini cenderung untuk mengabaikan unsur ilahi dalam inspirasi dan mengakui adanya salah; kritik itu dibangun atas hubungan tanpa adanya bukti yang bisa diperlihatkan dari sumber-sumber yang mendasari semua itu.
c. Kritik Bentuk
Rudolf Bultmann adalah seorang pelopor kritik bentuk yang menganggap Injil sinoptik sebagai “literatur rakyat.” Kritik bentuk dibangun di atas kritik sumber dan berusaha untuk menjelaskan bagaimana Markus dan Q muncul. Markus adalah suatu produk dari gereja mula-mula, yang membumbui kehidupan Kristus. Matius dan Lukas menggunakan Markus dengan tambahan bumbu untuk menyusun Injil-injil (keduanya bukan Matius dan Markus yang ada dalam sejarah, tetapi penulis-penulis di abad kedua). Oleh karena itu, kebanyakan Injil-injil tidak berisi data historis tetapi bumbu dari gereja mula-mula. Hasil “ciptaan” ini menjadi tidak dapat dibedakan dengan fakta sejarah.
d. Kritik Redaksi
Kritik redaksi adalah suatu metode kritik Alkitab yang berusaha menentukan sudut pandangan Injil dengan memaparkan karya kreativitas pengeditan yang dilakukan atas sumber-sumbernya. Kritik redaksi berusaha untuk membedakan antara pandangan teologis penulis dan sumber materinya. Kelihatannya masalah utama dalam usaha untuk menyelesaikan masalah bagaimana Injil itu ditulis, adalah bahwa teori-teori yang disebutkan di atas kebanyakan adalah perkiraan.
A. Injil Matius
1. Penulis Injil Matius adalah Matius, sang pemungut cukai.
2. Penulisan Injil Matius paling mungkin ditulis pada kira-kira tahun 50 AD.
3. Pembaca Injil Matius dikaitkan dengan natur dan pertumbuhan gereja mula-mula. Gereja mula-mula mayoritas adalah orang Yahudi, tidak lama setelah Pentakosta, 5.000 laki-laki Yahudi percaya.
4. Tujuan teologis Injil Matius adalah menangkap pengharapan Mesianik dan ekspektasi orang Yahudi. Matius memberikan petunjuk kepada pembacanya bahwa Mesias sejati, Anak Daud benar telah datang. Sementara penulis Injil lain mengenali Yesus sebagai Mesias yang telah dijanjikan, maka Matius menyajikan Dia secara unik untuk orang Yahudi.
5. Tujuan Injil Matius ada dua segi. Pertama, untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Mesias. Kedua, untuk menyajikan kerajaan sesuai dengan rencana Allah. Yesus adalah Mesias Israel dan bangsa Yahudi telah menolak sang Mesias. Matius menjelaskan bahwa kerajaan yang telah ditawarkan kepada orang Yahudi telah ditunda oleh karena penolakan Israel. Kerajaan Mesias di dunia akan didirikan pada saat kedatangan-Nya kedua.
B. Injil Markus
1. Penulis Injil Markus adalah Yohanes Markus, hal ini dikuatkan oleh kesaksian gereja mula-mula.
2. Tanggal penulisan Injil Markus menurut Irenaeus, setelah kematian Petrus dan Paulus. Karena Paulus kemungkinan besar mati pada musim panas atau musim gugur tahun 66 AD, maka Markus sangat mungkin menulis Injilnya pada tahun 66 atau 67 AD. Karena penghacuran Yerusalem tidak disebut, maka pasti Markus menulis sebelum 70 AD.
C. Injil Lukas
1. Penulis Injil Lukas adalah Lukas seorang dokter. Kanon Muration (160-200 AD) melaporkan bahwa Lukas seorang dokter teman perjalanan Paulus, menelusuri hal-hal yang berkaitan dengan kehidupan Yesus. Irenaeus (185 AD) juga bersaksi bahwa Lukas adalah pengikut Paulus, mencatat Injil. Clement dari Alexandria dan Origen juga mendukung Lukas adalah penulis Injil Lukas.
2. Tanggal penulisan Injil Lukas kemungkinan besar dekat dengan akhir waktunya Lukas di Palestina, kemungkinan antara 58 dan 60 AD.
3. Pembaca Injil Lukas adalah theofilus (seorang pembaca non Yahudi yang berdedikasi), namun Injil Lukas seenarnya ditujukan kepada orang-orang Yunani, dengan alasan: (a) Garis keturunan Yesus diawali dari Adam, bapak dari seluruh umat manusia, bukan diawali dari patriakh Yahudi. (b) Nubuat-nubuat yang tekah digenapi terjadi dalam perkataan Kristus ditujukan kepada orang Yahudi, tidak sebagai narasi yang bersifat apologetik sebagaimana halnya dalam Injil Matius. (c) Istilah Yahudi, seperti “rabi” dihindari. (d) Nama-nama Yunani sebagai pengganti nama-nama Ibrani (Luk. 6:16; 23:33).
4. Tujuan teologis dari Injil Lukas adalah “Sebab Anak Manusia datang untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang.”
BAB IV
PEMBAHASAN TEOLOGI SINOPTIK
A. Doktrin Allah
- Providensia Allah dilihat provisi-Nya kepada burung-burung (Mat. 6:26; 10:29).
- Kebapakan Allah menekankan pemeliharaan-Nya atas anak-anak-Nya (Mat. 6:32).
- Anugerah Allah diberikan kepada orang-orang percaya demikian juga kepada orang-orang tidak percaya (Mat. 5:45).
- Kerajaan Allah ditekankan: Ia memiliki tahta (Mat. 5:34; 23:22); Ia adalah Tuan (Mat. 4:7, 10; Luk. 4:8, 12).
- Penghakiman Allah bagi semua orang (Mat. 3:7; 7:1, 2; Luk. 3:7); hak lebih besar akan menuntut penghukuman yang lebih besar pula (Mat. 11:22-24); Ia akan membalas bagi milik-Nya (Luk. 18:7).
- Kemuliaan Allah dinyatakan pada ketiganya di atas gunung Transfigurasi (Mat. 17:1-8; Mrk. 9:2-8; Luk. 9:28-36). Kebaikan Allah tidak ada bandingannya (Mat. 19:17; Mrk. 10:17; Luk. 18:18-19).
- Kuasa Allah diperlihatkan dengan kemampuan-Nya untuk membangkitkan orang mati (Mrk. 12:24-27); dengan Dia segala sesuatu mungkin (Mrk. 10:27; Luk. 1:37; 18:27).
- Ketritunggalan Allah dinyatakan pada pembantisan Kristus (Mrk. 1:9-11) dan pada pengutusan para rasul (Mat. 28:19).
B. Doktrin Kristus
- Kelahiran dari anak dara. Matius dan Lukas menyatakan bahwa Kristus dikandung dalam kuasa Roh Kudus (Mat. 1:18-25 Maria tidak bersetubuh dengan seorang laki-laki sebelum kelahiran Yesus). Markus lebih condong menekankan bahwa Yesus adalah “anak Maria” daripada mengatakan anak Yusuf (kebiasaan Yahudi biasanya menggunakan nama ayah, seperti juga orang Tapanuli pada umumnya).
- Kemanusiaan. Matius menekankan garis keturunan kemanusiaan Yesus (1:1-17), kelahiran-Nya sebagai manusia (1:25), dan masa kanak-kanak-Nya (2:1-23). Markus menekankan kemanusiaan Yesus lebih dari Matius dan Lukas, dengan mengungkapkan karya, kehidupan dan status Yesus. Lukas menekankan kelahiran-Nya dan status-Nya yang rendah (2:1-20), Yesus menyesuaikan diri dengan tradisi orang-orang Yahudi (2:21-24), dan pertumbuhan sebagai anak laki-laki muda (2:41-52). Ketiga Injil menekankan kemanusiaan-Nya khususnya berkaitan dengan pencobaan yang dialami-Nya (Mat. 4:1-11; Mrk. 1:12-13; Luk. 4:1-13). Kemanusiaan Yesus begitu jelas terlihat melalui saat mengatur kapal-kapal nelayan, membayar pajak, berbicara pada orang yang berbeda, berkeringat darah, menangis karena ditinggalkan di atas kayu salib. Sekalipun Yesus manusia, Ia bukan manusia biasa, Ia manusia yang luar biasa karena Ia dapat mengampuni dosa, memiliki otoritas atas alam, menyatakan kemuliaan Allah, hal tersebut menunjukkan bahwa Ia Allah adanya.
- Ketidakberdosaan. Karena Yesus lahir dari seorang perawan, Ia tidak memiliki natur dan kecenderungan pada dosa (Yak. 1:14-15). Tidak ada catatan dalam Alkitab, Yesus mengakui dosa-Nya atau Yesus bertobat. Baptisan terhadap diri-Nya bukanlah baptisan pertobatan atau pengakuan dosa (Mat. 3:6) melaikan “penggenapan seluruh kehendak Allah (Mat. 3:15). Yesus telah dicobai, namun Ia tetap tidak berbuat dosa (Mat. 4:1-11; Mrk. 1:12-13; Luk. 4:1-13). Saat Ia menegur Petrus, Ia sama sekali tidak ada hubungannya dengan dosa (Mat. 16:23).
- Keilahian. Matius menekankan Yesus adalah Anak Daud (Mat. 9:27; 12:23; 15:22; 20:30, 31; 21:9, 15; 22:42). Orang buta dalam Matius 9:27 menyebut Yesus sebagai Anak Daud yang menunjukkan bahwa Yesus adalah Mesias, yang melakukan pekerjaan Mesias (mencelikkan mata orang buta, Yes. 35:5 Mzm. 146:8). Matius 16:16 menyatakan bahwa Yesus menerima pengakuan Petrus, bahwa Ia adalah Kristus (yang diurapi). Markus 14:61-62 Yesus menjawab pertanyaan imam agung tentang apakah Ia seorang Mesias, dengan positif Ia menjawab “Aku inilah.” Istilah Anak Manusia bermula muncul dalam Daniel 7:13 yang menggambarkan bahwa Ia penuh dengan kemenangan membawa kerajaan kepada Bapa. Posisi Anak Manusia di sebelah kanan Bapa mengubungkan Mazmur 110:1 bahwa Ia adalah Tuhan. Dalam Matius 26:63-64 istilah Anak Manusia pada dasarnya sama dengan Anak Allah. Istilah tersebut menekankan “Otoritas (Mrk. 2:10),” “glorifikasi (Mat. 25:31),” “kerendahan (Mat. 8:20),” “penderitaan dan kematian (Mrk. 10:45),” “relasi dengan Roh Kudus (Mat. 12:32),” “keselamatan (Luk. 19:10).” Yesus sebagai Anak Allah memberikan pengertian “unik absolut.” Yesus berbicara kepada Allah sebagai “Bapa,” “Bapa-Ku,” “Bapa Surgawi-Ku,” “Bapamu di Surga.” Seorang Putra (Yesus) memiliki natur dan esensi sama dengan Bapa, Allah Bapa menyatakan Yesus, Putra-Nya menunjukkan bahwa Yesus adalah Ilahi, karena Yesus memiliki esensi yang sama dengan Bapa.
- Karya Penebusan. Tebus (Yn: lutron), yang berarti tebusan uang yang dibayar untuk membebaskan banyak orang dari perbudakan dosa. Melalui kematian-Nya, Kristus mengefektifkan kovenan baru yang menyediakan pengampunan, di mana hal itu tidak dapat dipenuhi oleh kovenan lama (hukum Musa).
- Kebangkitan. Semua Injil menekankan kebangkitan fisik dari Kristus (Mat. 28; Mrk. 16; Luk. 24; Yoh. 20).
C. Doktrin Roh Kudus
- Berkaitan dengan kelahiran Kristus dari anak dara. Matius dan Lukas keduanya menghubungkan konsepsi Yesus di kandungan Maria dengan Roh Kudus yang datang atasnya (Mat. 1:18; Luk. 1:35).
- Berkaitan dengan baptisan Kristus. Pada saat pembaptisan Yesus, Roh Kudus turun atas-Nya dan mencurahkan kuasa bagi-Nya untuk pelayanan publik-Nya. Roh Kudus juga menyatakan sumber pelayanan Kristus (Bapa) dan kesatuan Yesus dengan Allah Tritunggal. Yesus tidak bekerja terlepas dari Bapa.
- Berkaitan dengan pencobaan Kristus. Markus 1:2 menekankan bahwa Roh Kudus yang mendorong Kristus ke padang belantara untuk dicobai oleh si jahat. Konfrontasi itu untuk membuktikan ketidakmungkinan berdosa Sang Anak.
- Berkaitan dengan pelayanan Kristus. Matius 12:28 menyatakan bahwa pelayanan Kristus telah dilakukan melalui Roh Kudus. Suatu kesaksian yang bersifat publik kepada semua orang untuk menyatakan bahwa kuasa-Nya datang dari surga (Luk. 4:18-19).
- Berkaitan dengan inspirasi Kitab Suci. Pada waktu mengutip Mazmur 110:1; Markus 12:36 menyatakan, “Daud sendiri mengatakan bahwa dalam Roh Kudus,” berimplikasi bahwa Roh Kudus membimbing Daud untuk menuliskan kata-kata yang benar pada waktu itu menulis Mazmur 110. Ini adalah contoh yang mengindikasikan pelayanan Roh Kudus dalam inspirasi kitab suci.
D. Doktrin Gereja.
Kata gereja (Yn.: ekklesia) digunakan hanya tiga kali di Matius dan tidak sama sekali di Markus dan Lukas. Kemungkinan besar pemunculannya hanya di Matius, di mana hal itu digunakan dalam suatu pengertian teknis, yaitu 16:18. Hal itu dilihat masih akan terjadi di masa yang akan datang.
E. Doktrin Akhir Zaman.
Injil Sinoptik menyediakan materi cukup banyak berkaitan dengan akhir zaman. Kata kerajaan (Yn.: Basileia) menonjol di Injil sinoptik, muncul lima puluh enam kali di Matius, dua puluh satu kali di Markus, dan empat puluh enam kali di Lukas (hanya lima kali di Yohanes). Matius juga menggunakan istilah raja lebih banyak (dua puluh tiga kali) daripada kitab PB lain. Injil sinoptik menekankan bahwa Yesus datang untuk mendirikan kerajaan milenial. Sebelum kembalinya Raja untuk mendirikan kerajaan milenial, Yesus menyatakan bencana yang akan menimpa Israel dan dunia ini. Kesengsaraan akan terjadi (Mat. 24:4-28; Mrk. 13:5-23; Luk. 21:8-23), diikuti dengan kedatangan kedua kalinya dari Kristus (Mat. 24:29-51; Mrk. 13:24-37; Luk. 21:24-36); Israel akan diminta pertanggung-jawabnya atas hak-hak dan pengetahuan yang telah diberikan kepada bangsa itu (Mat. 25:1-30); orang non Yahudi juga akan dihakimi menurut respons mereka pada berita di tengah kesengsaraan itu (Mat. 25:31-46).
BAB V
PEMBAHASAN TEOLOGI KISAH PARA RASUL
A. Penulis
Kisah Para Rasul dan Lukas keduanya ditujukan kepada Theofilus (Luk. 1:13; Kis. 1:1); penulis dari yang satu mengharuskan penulis yang sama dari tulisan yang lain.
B. Tanggal Penulisan
Tanggal penulisan Kisah Para Rasul tahun 63 Masehi.
C. Tujuan Penulisan
Lukas bertujuan untuk memberikan suatu catatan dari asal mula dan perkembangan dari gereja di bawah kuasa dan bimbingan Roh Kudus; tema itu dimulai dari Kisah Para Rasul 1:8.
Kisah Para Rasul juga menyatakan otoritas kerasulan Paulus dan kuasa yang sederajat dengan otoritas dan kuasa dari Petrus. Misalnya, Paulus menduplikat mujizat-mujizat yang dilakukan Petrus.
Mujizat-mujizat Apostolik yang sama
Mujizat Petrus Paulus
Orang lumpuh disembuhkan 3:2 14:8
Bayangan menyembuhkan 5:15 19:2
Pengusiran roh jahat 5:16 16:18
Konfrontasi tukang tenung 8:18-20 13:6-10
Membangkitkan yang mati 9:36-40 20:9-10
D. Allah
Kedaulatan Allah. Lukas menjelaskan kematian Kristus sebagai hasil dari ketetepan Allah (Yn.: boule) dan kemahatahuan Allah (Kis. 2:23). Ketetapan Allah berarti “kehendak-Nya telah ditetapkan sebelumnya dan tidak fleksibel. Kedua frasa itu menekankan keteguhan dan ketidakbisaan diganggu-gugatnya ketetapan itu.
E. Kristus
Penyaliban dan kematian Kristus. Banyak pernyataan berkaitan dengan kematian Kristus merefleksikan tuduhan para rasul pada orang Yahudi pada penyaliban Kristus. Kristus telah dipaku di atas kayu salib oleh orang fasik (Kis. 2:23); Kristus telah dipermalukan sampai mati, dengan penyaliban (Kis. 3:15; 5:30; 10:39; 13:28-29). Ia yang benar telah dibunuh (Kis. 7:52).
Kebangkitan Kristus. Beberapa tema berkaitan dengan kebangkitan ditekankan: (1) Kebangkitan Kristus telah dinubuatkan di Mazmur 16:8-11 dan digenapi di Mazmur 2:7 (Kis. 2:22-32; 13:33-37); (2) Kebangkitan Kristus diproklamasikan dengan kuasa yang besar (Kis. 4:2, 10, 33); (3) Allah tidak hanya membangkitkan Kristus tetapi juga meninggikan Dia pada posisi yang berotoritas (Kis. 5:31); (4) Kebangkitan Kristus dihadiri oleh para saksi (Kis. 10:40-41); (5) Kebangkitan Kristus menandai penghakiman di masa yang akan datang (Kis. 17:31); (6) Kebangkitan Kristus telah diproklamasikan pada orang Yahudi dan orang non Yahudi untuk penggenapan dari nubuat itu (Kis. 26:23).
Kembalinya Kristus. Pada saat kenaikan Kristus, para malaikat berjanji pada para murid yang memandang Kristus di langit bahwa Kristus akan datang kembali “dengan cara yang sama” sebagaimana mereka telah melihat Ia naik ke surga, dapat dilihat, bersifat fisik dan personal (Kis. 1:9-11). Petrus mengumumkan zaman milenial pada waktu ia berbicara tentang “periode restorasi dari segala sesuatu” (Kis. 3:21).
Adalah signifikan bahwa kematian dan khususnya kebangkitan adalah pusat dari khotbah gereja PB yang dicatat di Kisah Para Rasul.
F. Roh Kudus
Keilahian-Nya. Kisah Para Rasul 5:3-5 mencatat pernyataan utama berkaitan dengan keilahian Roh Kudus. Pada waktu mengkonfrontasi Ananias, Petrus mengingatkan dia bahwa ia telah berdusta kepada Roh Kudus (Kis. 5:3), dan pernyataan yang sejajar dari Petrus adalah “Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah” (Kis. 5:4), dengan demikian menyejajarkan Roh Kudus dengan Allah.
Pekerjaan-Nya. Melalui karya-Nya dalam pembaptisan orang percaya ke dalam Tubuh Kristus, Roh Kudus mendirikan gereja (Kis. 1:5; 11:15-16). Roh Kudus juga aktif dalam memenuhi orang percaya untuk bersaksi (Kis. 1:8; 2:4; 4:31; 5:32; 9:17) dan dalam memimpin mereka dalam pelayanan (Kis. 8:26-30; 10:19; 11:19; 16:7; 20:23; 21:4, 11).
G. Keselamatan
Keselamatan melalui beriman kepada Kristus. Iman ditekankan di Kisah Para Rasul 10:43. Orang non Yahudi tidak harus terlebih dahulu menjadi orang Yahudi; mereka menerima pengampunan dan keselamatan hanya melalui percaya (Kis. 11:21; 14:23; 16:31).
Pernyataan Paulus (Kis. 20:21) mengusulkan pertobatan yang terikat pada iman. Beriman adalah bertobat; tanpa pertobatan, iman tidaklah mungkin.
Keselamatan adalah anugerah Allah (Kis. 18:27) dan terlepas dari jasa dalam bentuk apapun.
H. Gereja
Formasi gereja. Awal di Kisah Para Rasul 2 menandai mulainya gereja dan aktivitas Roh Kudus dalam membaptis orang percaya ke Tubuh Kristus. Ini merupakan karya unik Roh Kudus yang melibatkan bukan hanya orang Yahudi, melainkan juga orang Samaria (Kis. 8:14-17) dan orang non Yahudi (Kis. 10:44-48; 19:6).
Organisasi gereja. Para rasul merupakan fondasi gereja (Kis. 2:42), tetapi para penatua dipilih untuk memimpin gereja-gereja lokal (Kis. 14:23; 15:4). Istilah penatua (Yn.: presbuteros) menunjuk pada kedewasaan dan kewibawaan jabatan tersebut. Penatua adalah pluralitas di sebuah gereja lokal (Kis. 14:23; 15:2, 4) dan bertanggung-jawab atas kerohanian kepemimpinan di jemaat (Kis. 11:30; 14:23). Diaken (meskipun tidak secara spesifik disebutkan di Kisah Para Rasul) rupanya disebutkan di Kisah Para Rasul 6.
3/11/2010
BAB VI
PEMBAHASAN TEOLOGI YAKOBUS
PENULIS
Yakobus, saudara titi Tuhan, adalah usulan terbaik tentang penulis karena: (1) Ada kesamaan bahasa dalam surat Yakobus dengan perkataan Yakobus di Kisah Para Rasul 15. (2) Ada kesamaan antara surai ini dengan pengajaran Yesus (lihat Yak. 1:22 dan Mat. 7:20; Yak. 3:12 dan Mat. 7:16; Yak. 2:5 dan Mat. 5:3).
TANGGAL DAN TEMPAT PENULISAN
Penanggalan dari surat ini harus sebelum 63 AD karena menurut Yosephus, Yakobus mati sahid pada waktu itu.
PEMBACA
Surat ini ditujukan kepada “kedua belas suku di perantauan” (1:1), menunjuk pada orang percaya Yahudi. Frasa, “di perantauan”, dalam bahasa Yunani diaspora biasanya digunakan untuk menunjuk pada orang Yahudi yang terserak di antara bangsa-bangsa (lihat Ul. 28:25 di Septuaginta). Selain itu, mereka bertemu di Sinagoga (2:2), mereka adalah monoteistik (2:19), dan sangat mengenal formulasi sumpah-sumpah orang Yahudi.
TUJUAN TEOLOGIS
Tujuan Yakobus dalam menulis adalah untuk memberikan pengoreksian pada semangat kedagingan yang ada, memperlihatkan iman sebagai penawar bagi masalah tersebut.
DISKUSI TEOLOGI YAKOBUS
KITAB SUCI
Ada penekanan pada pengajaran Yesus. Yakobus berisi lima belas kiasan dari Kohtbah di Bukit (lihat 3:6 dengan Mat. 5:22; 3:12 dan Mat. 7:16; 4:11 dan Mat. 7:1).
Ada penekanan tentang otoritas Kitab Suci. Yakobus merujuk pada “firman kebenaran” yang memiliki kuasa untuk menyelamatkan manusia (1:18). Ia menyatakan “Kitab Suci” (2:8, 23; 4:5-6) debagai acuan terakhir; Kitab Suci merupakan otoritas terakhir. Yakobus menegur pertikaian dari para pembaca dan mendasarkan tegurannya atas otoritas Kitab Suci (4:5-6).
Ada penekanan atas karya Kitab Suci. Kitab Suci memiliki kuasa untuk menyelamatkan sebuahjiwa (1:21); Kitab Suci menyatakan dosa manusia (1:23-25); Kitab Suci mengahkimi pada masa sekarang dan pada Akhir Zaman (2:12).
ALLAH
Jadi Yakobus menyajikan orang berdosa sebagai musuh Allah: pertemanan dengan dunia akan membuat seseoerang menjadi musuh Allah (4:4-5). Pada waktu orang kaya menindas orang miskin mereka hanya akan berharap untuk mendapatkan penderitaan dan penghakiman (5:1-8), hal ini juga merupakan tema yang umum dari para nabi I PL (Lih. Am. 2:6-8). Sebaliknya, ketaatan akan mendatangkan berkat. Orang yana meminta dengan iman akan menerima hikmat (1:5); orang yang bertahan dalam pencobaan akan menghargai “setiap pemberian yang sempurna” yang datang dari atas, yaitu Bapa segala terang (1:17).
MANUSIA DAN DOSA
Meskipun manusia dibuat berdasarkan gambar Allah, karena kejatuhan manusia, ia menjadi orang berdosa, memiliki natur dosa seperti yang dijelaskan oleh Yakobus sebagai hawa nagsu (1:14). Hawa nagsu inilah yang merupakan respons dar dalam yang ke luar sebagai keinginan dan menghasilkan dosa (1:15).
Yakobus menunjuk pada dosa (Yunani hamartia, “meleset dari sasaran” enam kali; dosa berasal dari hawa nagsu yang ada di dalam diri manusia (1:15); akibat dosa adalah dalam hal rohani dan kematian kekal (1:15); dosa memperlihatkan kasih yang pilih-pilih dan tidak mengasihi (2:8-9), dosa gagal untuk berbuat baik (4:17); dosa dapat diampuni (5:15, 20). Yakobus juga menyebut dosa (Yunani parabates sebagai suatu pelanggaran pada standar Allah (2:9, 11).
KESELAMATAN
Iman adalah cara manusia untuk mendekati Allah (1:6; 5:15); iman harus di dalam Yesus (2:1); dan perbuatan manusia akan mendemonstrasikan realitas dari iman (2:18). Perbedaan antara Yakobus dan Paulus adalah bukan iman versus perubatan, tetapi perbedaan dari relasi. Yakobus menekankan perbuatan dari orang percaya dalam relasi dengan iman dan Paulus perbuatan Kristus dalam relasi dengan iman.
BAB VII
PEMBAHASAN TEOLOGI PAULUS
Ciri Nama Tgl: A. D Asal Teologi
Umum Galatia
1 Tesalonika
2 Tesalonila
1 Korintus
2 Korintus
Roma 48
50
50
55
55
57 Antiokhia/Siria
Korintus
Korintus
Efesus
Makedonia
Korintus Seteriologi dan Ekstakalogi
Penjara Efesus
Filipi
Kolose
Filemon 62
63
62
62 Roma
Roma
Roma
Roma Kristologi
Pastoral 1 Timotius
Titus
2 Timotius 63
63
67 Makedonia
Korintus
Roma Ekklesiologi
Injil yang Paulus beritakan itu, bukan berasal dari manusia, melainkan diterimanya langsung dari Tuhan (Gal. 1:12; 2:2). Melalui kematian Kristus, Allah tetap adil, dan Ia memiliki kebebasan untuk membenarkan mereka percaya kepada Yesus. Konsep kedaulatan Allah mendominasi penulisan Paulus. Ia memberikan sejumlah istilah untu menekankan konsep ini.
1. Presdetinasi (Yunani: proorizo) berarti “ menandai dengan batasan sebelumnya” (Ef. 1:5, 11; Rm 8:29, 30; 1Kor 2:7)
2. Kemahatahuan. (Yunani: proginosko) berarti “mengetahui sebelumnya, mengambil catatan dari, menetapkan atas dasr” (Rm. 8:29;11:2). Kemahatahuan “menekankan bukan hanya pengetahuan sebelumnya tetapi suatu relasi aktif antara yang mengetahui sebelumnya dengan yang diketahui sebelumnya.
3. Pilihan. (Yunani: eklegomai) berarti “dipanggil keluar” (Ef. 1:4; 1Tes. 1:4). Berkat-berkat Efesus 1:3 disadari oleh orang percaya karena Allah memilih orang percaya dari sejak kekelan (Ef. 1:4). Pilihan Allah menekankan pada Ia memilih orang percaya bagi dirinya sendiri.
4. Adopsi. (Yunani: huiothesia) berarti “menjadikan anak” (Ef. 1:5), kata ini menekankan upacara Romawi bagi seorang anak yang telah diadopsi kepada status dewasa dengan upacara Romawi bagi seorang anak yang telah diadopsi kepada status dewasa dengan segala hak yang berkaitan dengan itu. Adopsi adalah hasil predestinasi Allah pada orang percaya sejak kekelan.
5. Dipanggil. (Yunani: Kletos) menunjuk pada panggilan Allah yang memampukan seseorang untuk percaya. Istilah ini berhubungan dengan pilihan yang tidak bersyarat (Allah memilih kita tanpa berdasarkan jasa kita).
6. Tujuan. (Yunani: protithemi) berarti “menempatkan sebelumnya” dan mengusulkan tujuan Allah dalam dirinya sendiri untuk meringkaskan semua dalam Kristus (Ef. 1:9-10).
7. Kehendak. (Yunani: bouble) menunjuk pada hikmat kedaulatan Allah pada waktu Ia bertindak. Efesus 1:1 merupakan ringkasan umum; bukan hanya berbicara tentang orang percaya, tetapi juga tentang pekerjaan Allah dalam segala sesuatu, yaitu di mana semua sejarah berjalan berjalan sesuai kehendak Allah yang berdaulat.
Kristus memiliki keturunan fisik dari Daud (Rm. 1:3; 2 Tim. 2:8). Kristus secara fisik adalah keturunan Daud (Rm. 1:3). Kristus tidak melakukan dosa (2 Kor 5:21). Kristus tidak melakukan dosa (2 Kor. 5:21). Kristus “tidak mengenal dosa” menunjuk pada pengetahuan yang didapat dari pengalaman; Ia tidak mengalami dosa dalam kehidupan-Nya karena Ia tidak memiliki natur keberdosaan (Rm. 8:3). Kristus datang dalam “keserupaan daging, sehingga Ia bisa tinggal dalam dosa. Anugerah Allah datang melalui Adam yang terakhir, untuk menebus apa yang telah terhilang pada Adam pertama (lihat Rm. 5:5; 1Kor. 15:21, 45,47). Penekankan Paulus bahwa Kristus adalah “dari surga” (1 Kor. 15:47; lihat 2Kor. 8:9) mengusulkan praeksistensi-Nya dan kekekalan-Nya. Paulus menyatakan bahwa kepenuhan keihlahian ada pada Kristus adalah “dari surga” (1Kor 15:47; lihat 2kor 8:9) mengusulkan praeksistensi-Nya dan kekekalan-Nya. Paulus menyatakan bahwa kepenuhan keilahian ada pada Kristus (Kol 2:9). Keihlahian (Yunani:theotes)’’ menekankan natur keihlaian atau esensi. Ia dulu dan seterusnya adalah Allah yang mutlak dan sempurna. Di Titus 2:13 Paulus menunjuk pada Allah yang besar dan Juruselamat, Yesus Kristus. Tata bahasa Yunani menuntut bahwa kedua kata benda, Allah dan Juruselamat, menunjuk pada pribadi yang sama, yaitu Yesus Kristus. Hal ini suatu perrnyataan Paulus yang jelas tentang keihlaian Kristus.
Yesus disebut Tuhan adalah suatu studi yang penting karena sebutan Tuhan muncul penting karena “sebutan Tuhan muncul paling sedikit 144 kal tambah 95 kali lagi dalam hubungan dengan nama Yesus kristus. Tuhan menunjuk pada kedaulatan Allah. Berkhotbah tentang Yesus adalah Tuhan berarti memproklamasikan kedaulatan-Nya (2 Kor. 4:5); menyembah pada Yesus, berarti beribadah kepada-Nya dan dengan demikian mengakui Dia sebagai Allah yang berdaulat. Kedaulatan kristus atas semua orang Kristen secara khusus ditekankan di Roma 14:5-9 dan dalam sebutan seperti Tuhan kita yesus Kristus, “Tuhan kita Yesus,”dan “Yesus Kristus Tuhan kita.” Pribadinya. Atribut-atribut Pribadi Roh Kudus berikut ini dibahas dalam surat-surat Paulus.
1. Intelek. Roh Kudus menyelidiki hal-hal yang tersembunyi dari Allah (1 Kor 2:10) dan kemudian mengajarkannya kepada orang percaya (1 Kor 2:13)
2. Kehendak.memiliki suatu kehendak di mana di dalamnya Ia mendistribusikan pemberian-pemberian “sesuai dengan kehendak-Nya” (1Kor. 12:11). Roh kudus memberikan “tidak berdasarkan usaha atau kehendak manusia, tetapi berdasarkan kehendak-Nya sendiri.
3. Emosi. Roh kudus dapat didukakan (Ef 4:30)
4. Keilahian-Nya. Keilahian Roh kudus terbukti dalam Ia menjadi pengantara seperti Kristus (lih Rm 8:26-27,34) dan Ia mendiami orang percaya bersama dengan Bapa dan putra (Rm 8:9-11). Benediksi mensejajarkan ketiga anggota dari Allah Tritunggal sebagai setara (2Kor. 13:14)
Karya-Nya. Tulisan Paulus juga meneguhkan banyak karya penting yang dilakukan Roh kudus sebagai salah satu dari anggota Tritunggal.
1. Ia meregenerasikan. Roh Kudus membawa hidup baru kepada orang percaya (Tit 3:5)
2. Ia membaptis. Roh Kudus mempersatukan orang percaya dengan Tuhan mereka, dengan menempatkan mereka ke dalam Tubuh Kristus (1 Kor 12:13)
3. Ia mendiami. Roh Kudus mendiami setiap orang percaya, mereka yang tidak didiami bukanlah orang percaya (Rm 8:9, 1Kor 12:7)
4. Ia memeteraikan. Roh Kudus memberikan tanda identitas Allah dan kepemilikan atas orang percaya, Ia adalah meterai itu sendiri itu sendiri, yang lalu menverifikasi keselamatan mereka (Ef 1:13, 4:30)
5. Ia memberikan karunia. Roh kudus berdaulat untuk memberikan kemampuan rohani kepada orang percaya (1Kor 12:4, 7,11)
6. Ia memenuhi. Roh Kudus mengontrol orang percaya pada waktu kondisi mereka dipenuhi (Ef 5:18)
7. Ia member kuasa. Roh Kudus memampukan orang percaya untuk hidup berdasarkan kuasa-Nya (Gal 5:16)
DOSA
Definisi
Paulus menggunakan sejumlah kata-kata Yunani yang berbeda untuk menjelaskan natur dosa. Hamartia adalah kata umum yang digunakan untuk menjelaskan tindakan berdosa (Rm 4:7, 11:27). Hamartia mengaitkan kematian Kristus dengan dosa manusia (1Kor 15:3). Dalam bentuk jamak kata itu menunjuk pada akumulasi dosa (Gal 1:4), sedangkan dalam bentuk tunggal kata itu menunjuk pada keadaan berdosa (Rm 3:9, 20; 5:20; 6:16,23). Paraptoma menunjuk pada langkah yang salah yang dikontraskan dengan benar (Rm 4:25; Gal 6:1; Ef 2:1). Parabasis berarti melangkah keluar, suatu penyimpangan dari iman yang benar (Rm 2:23;4:15; Gal 3:19). Anomia berarti tanpa hukum atau pelanggaran (2Kor 6:14, 2Tes 2:3)
Dosa adalah sebuah hutang, mengusulkan obligasi manusia dan ketidakmampuan manusia untuk membayar hutang (Ef 1:7, Kol 1:14). Hal itu merupakan bentuk penyimpangan dari jalan yang lurus, Hukum Musa telah dijadikan Allah sebagai standar, tetapi orang tidak mencapai standar-Nya (Rm 2:14, 15, 23; 4:15). Paulus juga mengkarakteristikkan dosa sebagai suatu tuan yang memberikan tugas, memperbudak orang tidak percaya (Rm 6:16-17), serta suatu kesalahan yang menekan kebenaran (Rm 1:18) dan menggantikannya dengan kebohongan (Rm 1:25)
KESELAMATAN
Doktrin Paulus tentang soteriologi berpusat pada anugerah Allah, Allah yang berinisiatif dalam menyelamatkan manusia berdasarkan anugerah-Nya semata-mata. Karya penebusan Kristus memuaskan keadilan Allah dan membebaskan manusia dari ikatan dosa dan menyatakan pembenaran yang legal bagi orang percaya.
Pengampunan. Pada waktu Allah mengampuni pelanggaran-pelanggaran kita, Ia melakukan-Nya berdasarkan anugerah-Nya (Kol 2:13). Diampuni,(Yunani:charizomai) berarti “menganugerahkan berdasarkan kemurahan, memberikan dengan murah hati, mengampuni berdasarkan anugerah. Anugerah Allah mencapai puncaknya dalam teologi Paulus pada waktu ia meninggalkan kemuliaannya, di mana Allah dengan murah hati telah membatalkan hutang dosa yang tidak dapat dibayar oleh manusia. Penebusan berarti membebaskan dengan cara pembayaran dengan suatu harga tertentu.
Pendamaian. Kata pendamaian muncul hanya empat kali di PB, di Roma 3:25, Ibrani 2:17, dan 1 Yohanes 2:2, 4:10. Kata ini (dari bahasa Yunani hilasterion) berarti mengalihkan, memindahkan atau mendamaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa Kristus sepenuhnya memenuhi dan memuaskan tuntutan dari kebenaran dan kekudusan Allah. Melalui penumpahan darah Yesus, kekudusan Allah telah dipuaskan dan murka Allah telah dialihkan.
Justifikasi. Arti dasar dari kata justifikasi adalah mendeklarasikan benar. Beberapa hal lain dapat dipelajari tentang penggunaan justifikasi oleh Paulus; justifikasi merupakan pemberian anugerah Allah (Rm 3:24), hal ini dapat terjadi melalui iman (Rm 5:1, Gal 3:24); hal ini dimungkinkan melalui darah Kristus (Rm 5:9); dan hal itu terpisah dari hukum Taurat (Rm 3:20, Gal 2:16, 3:11).
GEREJA
Definisi. Kata gereja (Yunani: ekklesia) berarti “memanggil keluar suatu kedlompok. “ Kata ini sering kali digunakan dalam suatu pengertian teknis bagi orang percaya yang Allah panggil dari dunia menjadi suatu kelompok khusus dari miliki-Nya. Namun demikian, kata itu sewaktu-waktu dugunakan dalam pengertian nonteknis untuk menunjuk, misalnya, suatu kelompok (deterjemahkan “jemaat”), seperti di Kisah para Rasul 19:32. Gereja sebagai suatu kesatuan dari orang Yahudi dan non-Yahudi dengan kesetaraan, yaitu sebagai sama-sama ahli waris Kristus (Ef. 3:6), adalah isi secara khusus dari PB. Gereja tidak dikenal di PL (Ef. 3:5); pengetahuan tentang gereja diberikan oleh Paulus melalui pewahyuan (Ef 3:3). Organisasi. Gereja adalah organisasi, yang melibatkan jabatan-jabatan dan fungsi. Ada dua jabatan yang ditunjuk di gereja PB. Jabatan penatua (Yunani: presbuteros) yang menekankan kedewasaan dan kewibawaan dan biasanya menunjuk pada pribadi yang sudah lanjut usia. Penatua ditunjuk sebagai pemimpin di gereja-gereja lokal ( 1 Tim 5:17; Tit 1:5)
HAL-HAL TERAKHIR
Berkaitan dengan gereja. Sejak Paulus menyediakan pengajaran baru yang signifikan tentang natur gereja, maka adalah tepat jika Paulus memberikan pengajaran tentang konsumsi dari gereja, yaitu penjabaran tentang masa depan gereja.
Berkaitan dengan Israel. Paulus mrembahas tentang pemilihan Israel di Roma 9-11, menangisi penolakan Israel terhadap Mesias (Rm 9:1-13, 10:1-5).Berkaitan dengan dunia, pada saat Paulus berbicara tentang penharapan masa yang akan datang bagi gereja dan pertobatan Israel di masa yang akan datang, ia berbicara secara panjang lebar tentang penghakiman Allah di masa yang akan datang atas dunia yang tidak percaya.
BAB VIII
PEMBAHASAN TEOLOGI IBRANI
PENULIS
Penulis tidak memberikan penjelasan sedikit pun dibukunya tentang siapa dirinya, namun kelihatannya ia adalah seseorang yang cukup dikenal oleh pembacanya (5:11-12; 10:32-34; 12:4; 18-19, 23). Ia mengerti keadaan mereka dan menulis berkaitan dengan pemahaman itu.
WAKTU DAN TEMPAT PENULISAN
Buku ini ditulis pada zaman gereja mula-mula; Clement dari Roma mengutip dari buku ini pada tahun 96AD. Tensasedang berlangsung berkaitan dengan persembahan (7:8; 8:4, 13; 9:1-10) mengusulkan Bait Allah masih berdiri; oleh karena itu, kitab ini ditulis sebelum tahun 70 AD.
MAKSUD TEOLOGIS
Orang Kristen Ibrani ini menderita penganiayaan dan telah menjadi putus asa (10:32-34). Mereka telah kehilangan harta miliknya, diejek oleh masyarakat dan diasingkan, karena iman mereka kepada Kristus. Penulis membicarakan keadaan ini, serta mendorong mereka untuk menuju kedewasan (4:14; 6:11 dst. ; 10:23, 36; 12:1). Ia juga memperingatkan mereka tentang keseriusan kemurtadan (6:4-8; 10:26-31; 12:14-29).
TEOLOGI IBRANI
1. ALLAH
Penulis Ibrani menekankan baik Pribadi dari Allah yang mulia dan caar Allah menyatakan diri-Nya kepada umat-Nya. Wahyu-Nya. Penyataan tentang wahyu Allah melalui putra-Nya (1:1-2). Oleh karena Alalh pada akhirnya akan menghakimi semua orang (12:23), maka orang percaya Ibrani boleh menolak peringatan ini (12:25). Mereka yang tetap setia akan diberi upah (6:10). Penulis Ibrani memperlihatkan berbagai segi dari Kristus untuk mendemonstrasikan keunggulan-Nya. Mesias telah menawarkan darah-Nya sendiri untuk memberikan penyucian yang sempurna (9:14). Mesias menanggung dosa sekali tetapi akan tampil kedua kalinya untuk keselamatan (9:28). Istilah Putra digunakan untuk menekankan relasi yang lebih besar yang dimiliki Yesus dengan Bapa (1:2, 5, 8; 3:6; 5:5, 8; 7:28). Putra lebih besar dari Musa, ia memiliki otoritas atas umat Allah (3:6), dan lebih besar dari hukum, tidak memiliki kelemahan dari imamat Lewi (7:28). Keilahian Yesus diteguhkan melalui nama yang diberikan kepada-Nya Di Ibrani 1:8-10, penulis mengutip dari Mazmur 45:6-8 dan 102:25 tetapi dalam pendahuluan dari kutipan itu ia mengatakan: “tetapi tentang Putra Ia berkata. “ Kutipan yang disebutkan kemudian menunjuk kepada Putra. Jadi, putra itu dinyatakan sebagai “Allah” (1:8, 9) dan “Tuhan”(1:10). Manusia tak berdosa . Penulis Ibrani menekankan kesejatian, ketidakbercelaan dari kemanusian Yesus, sehingga Ia dapat menjadi korban yang sempurna bagi dosa. Sebagai seorang manusia Yesus mengambil rupa “darah dan daging” untuk memperlihatkan kemanusian-Nya yang sejati (2:14). Kristus adalah paling tinggi karena Ia adalah imam menurut aturan Melkisedek, tidak menurut keintiman Harun. Keintiman Kristus yang berdasarkan Melkisedek adalah superior, karena. (1) Keintiman kristus adalah baru dan lebih baik (7:15; lihat 7:7, 19, 22, 8:6); (2) Keintiman Kristus adalah permanen (7:16); (3) Kristus menjalankan keimaman-Nya secara permanen (7:24); (4) Keintiman Kristus berdasarkan pada suatu kovenan yang lebih baik (8:6; 6:13)
2. ROH KUDUS
Meskipun doktrin Roh Kudus tidak dibahas secara panjang lebar, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam kitab Ibrani. (1) Tanda karunia diperlihatkan melalui kedaulatan kehendak Roh Kudus (2:4). (2) Roh Kudus merupakan penulis dari kitab Suci (3:7; 9:8; 10:15). (3) Keselamatan menjadikan seseorang mendapatkan bagian dalam Roh Kudus (6:4). (4) Menolak keselamatan melalui Kristus adalah melawan Roh Kudus (10:29). Oleh karena itu berarti berdosa kepada Kristus.
3. DOSA
Jadi di 6:4-6 adalah suatu peringtan keras yang mengatakan kepada orang Ibrani Kristen, bahwa apabila mereka yang sudah diterangi dan telah menjadi bagian dari keselamatan dan kemudian murtad, maka tidak mungkin bag mereka untuk kembali bertobat dan dipulihkan. Allah mengindikasikan bahwa Ia akan mengafirmasi mereka sebagian bayi rohani apabila mereka kembali ke Yudaisme; tidak aka nada restorasi bagi mereka. Demikian pula peringatan keras diberikan di 10:26-30. Tidak ada persembahan korban lagi selain yang telah dilakukan oleh Kristus; apabila mereka dengan sengaja terus berdosa dan kembali Yudaisme, merekat tidak akan mendapatkan persembahan korban lagi selain yang telah dilakukan Kristus; apabila mereka dengan sengaja terus berdosa dan kembali pada Yudaisme, mereka tidak akan mendapatkan persembahan koraban lagi dosa-dosa mereka di dalam sistem Lewi. Yang mereka harapkan hanyalah penghukuman yang berat dari Allah.
4. KESELAMATAN
Fakta bahwa keselamatan dari Yesus dapat membawa banyak anak pada kemulian menekankan finalitas dan jaminan dari hal itu. Penulis kemudian menekanka ketaatan dan ketundukan penuh dari Kristus pada kehendak Bapa; melalui ketaatan-Nya yang sempurna Kristus telah menjadi “sumber keselamatan yang kekal”(5:9). Orang percaya Ibrani butuh untuk mengetahui kebenaran-kebenaran yang signifikan ini, tetapi mereka bodoh dan perlu diajar doktrin-doktrin dasar dari iman.
BAB IX
TEOLOGI PETRUS DAN YUDAS
SURAT-SURAT PETRUS
Tujuan Petrus menulis ini adalah untuk menguatkan orang percaya yang sedang menderita penganiayaan. Ia menjabarkan bahwa mereka dalam keadaaan “berdukacita oleh karena berbagai pencobaan” (1:6). Dituduh tidak setia pada pemerintah (2:13-15), mereka dicemoooh, diolok-olok, dan difitnah karena tidak ikut dalam ketidaksenonnohan yang dilkakuan oleh orangorang tidak percaya kepada Allah (3:13-17; 4:4-5). Petrus mengistilahkan penderitaan mereka sebagai “nyata apai siksaan”(4:12). Tesis surat Petrus pertama adalah nasihat/dorongan dan dinyatakan di 5:12-orang percaya harus tetap teguh dalam anugerah Allah di tengah penderitaan mereka. Tujuan Petrus menulis surat ini dapat dikatakan ada dua segi. (1) Secara negative, ia memperingatkan orang percaya berkaitan dengan akan munculnya orang yang hidup tanpa hukum (secara terang-terangan mengabaikan perintah-perintah Allah) dan pengajar-pengajar ajaran sesat yang menyusup di tengah jemaat. (2) secara positif, Petrus mendorong orang percaya untuk “bertumbuhlah dalam kasih karunia dan dalam pengenalan akan Tuhan dan Juruselamat kita, Yesus Kristus” (3:18)
PENULIS
Rasul Petrus adalah putra dari Yunus (Mat. 16:17) atau Yohanes (Yoh 2:42), dan ssaudara dari Andreas (Yoh. 1:40). Ia berasal dari Betsaida (Yoh 1:44) tetap kemudian pindah ke Kapernaum (Mrk. 1:21, 29). Petrus tadinya bekerja sebagai seorang nelayan (Luk. 5:1-11). Petrus juga merupakan salah seorang dari ketiga orang pilihan, bersama dengan Yakobus dan Yohanes. Dlaam kelompok itu ia menyaksikan transfigurasi Kristus (Mat. 17:1), yang ia tulis kemudian (2Ptr. 1:16). Sebagaian salah seorang dari ketiganya, Petrus adalah “sokoguru jemaat” (Gal 2:9) dan kemudian menjadi pemimpin di gereja. Ia menjadi jurubicara pada waktu pemilihan penerus dari Yudas (Kis. 1:15-22), sebagai juru bicara di hari Pentakosta (Kis. 2:14-36), dan juga di sidang Yerusdalem (Kis. 15:7-11). Petrus merupakan rasul bagi orang Yahudi, yang juga tercermin dalam pembicaraannya dan dalam suratnya yang pertama (1 Ptr. 1:1). Salah satu tradisi mengusulkan bahwa Petrus pada akhirnya pergi ke Roma, tapi hal itu tidak pasti.
PEMBAHASAN TEOLOGIA PETRUS
Teologi Petrus jelas sekali berpusat pada Kristus dan dalam penekanannya, ia membahas secara mendalam doktrin-doktrein penting yang berkaitan dengan Pribadi Kristus. Petrus banyaj sekali berbicara tentang penderitaan, Kristus yang direndahkan dan penolakan akan Kristus.
1. KRISTUS
Di Kisah Para Rasul 2:22 Petrus mengidentifikasikan Dia sebagai “Yesus Orang Nazaret”, mungkin mengingatkan pendengarannya akan Yesus sebagai yang di tolak, karena istilah orang Nazaret dapat memiliki konotasi negative. Di Kisah Para Rasul 3:13, Petrus berbicara tentang kemulian Yesus, menghubungkannya dengan sebutan “Hamba” (3:13), “Yang Kudus”, Yang Benar” (3:14), dan “Pemimpin kepada hidup” (3:15). Oleh karena itu, bersamaan dengan Petrus menyebut lagi tentang Yesus di 3:16, ia juga menekankan otoritas dan kuasa yang berkaitan dengan mana itu. Petrus memilih menyebut Kristus dalam surat-suratnya, dan paling sering mengggunakan sebutan Mesias untuk menjabarkan penderitaan-Nya. Petrus menulis bahwa Kristus mencurahkan darah-Nya yang berharga (1Ptr. 1:19), menderita sebagai subtitusi (1 Ptr. 2:21),menderitra dalam daging (1 Ptr. 4:1), menderita di depan banyak saksi (1 Ptr. 5:1), dan mati bagi dosa satu kali (penekanan) bagi semua (1 Ptr. 3:18). Berdasarkan hal-hal itu, Ptrus mendorong oreang percaya untuk menguduskan Kristus.sebagai Tuhan dalam hati ereka (1 Ptr. 3:15), untuk mempertahankan hati nurani yang murni ditengah penderitaan bagi Kristus (1 Ptr. 3:15), untuk mempertahankan hati nurani yang murni di tengah penderitaan bagi Kristus (1 Ptr. 3:16), untuk bersukacita di tengah penderitaan bagi Kristus (1 Ptr. 4:13-14), karena pada akhirnya Allah akan memanggil mereka pada kemuliaan yang kekal melaluipersekutuan mereka dengan Kristus (1 Ptr. 5:10). Melalui Tuhan Yesus Kristus, orang percaya yang telah dilahirkan baru kepada pengharapan yang hidup (1 Ptr. 1:3), mereka yang telah diselamatkan melalui kebangkitan Yesus Kristus (1 Ptr. 3:21), sekarang ini sedang dibangun sebagai tubuh rohani (1 Ptr 2:5), untuk bersukacita di tengah penderitaan agi Kristus (1 Ptr. 4:11), dan bertumbuh dalam oengetahuan akaan Yesus kristus (2 Ptr. 1:8; 3:18). Oleh karena itu, mereka dapat menantukan kedatangan Yesus Kristsu yang mulia (1 Ptr. 1:13; 2Ptr. 1:16), di mana pencobaan-pencobaan mereka akan memepermuliakan Yesus Kristus (1 Ptr. 1:7)
2. KESELAMATAN
Sebagaimana yang telah di cataat pada pembahasan sebelumnyya, Petrus menekankan kara keselamatan Kristus: Ia adalah korban yang sempurna, seperti domba yang tak bercacat dan tak bercela (1 Ptr. 1:9); Ia tidak berdosa ( 1Ptr. 2:22); Ia mati sebagai pengganti sekali bagi kita semua, yang tanpa salah bagi orang yang bersalah (1 Ptr. 3:18). Petrus menekankan tindakan, bahwa Ia dibunuh untuk kita. Kata ganti menekankan bahwa Kristus mati bagi orang berdosa (1 Ptr. 2:24). Ia menebus mereka dari perbudakan dosa (1 Ptr. 1:18). Keselamatan Kristus direncanakan sejak kekelan (1 Ptr. 1:20) tetapi dinyatakan dalam sejarah. Ia menyelesaikan keselamatan melalui kebangkitan-Nya, memberikan orang percaya suatu hidup yang penuh pengharapan (1 Ptr. 1:3).
3. KITAB SUCI
Berikut ini adalah hal yang perlu dicatat dari doktrin Kitab Suci yang ditulis oleh Petrus: (1) Kitab Suci diistilahkan sebagai “nubuat” (2 Ptr. 1:19), menunuk pada seluruh PL. Petrus mengindikasiakn KItab Suci PL menjadi pasti melalui pemunculan dari 1:23). Berbeda dengan benih manusia yang bisa korup, maka firman Allah tidak bisa korup. (3) Kitab Suci tidak berkontaminasi dan menyehatkan, memampukan orang percaya untuk bertumbuh secara rohani (1 Ptr 2:2). (4) Kitab Suci bukan secara murni berasal dari manusia (2 Ptr. 1:20). (5) Kitab Suci adalah produk dari manusia yang berbicara atas pimpinan Roh Kudus, sehingga menjamin keakuratan dari kitab Suci (2 Ptr. 1:21). (6) KitabSuci Pb Juga diinspirasikan setara dengan tulisan-tulisan kitab suci lainnya”. (7) Kitab Suci merupakan dasar kebenaran teologis (1 Ptr2:6) Petrus membuat poin teologis dan mendasarkannya pada kutipan dari Yesaya 28:16.
4. KEHIDUPAN ORANG KRISTEN
Ia berbiicara kepada orang Kristen Ibrani yang menderita karena iman mereka (1 Ptr. 1:1). Petrus menulis untuk menguatkan mereka dan menjelaskan bagaimana orang percaya harus menyikapi penderitaan, khususnya pada waktu mereka harus mengalami penderitaan yang tidak sepatutnya (1 Ptr. 1:6). Petrus menulis kata-kata peringatan dan dorongan berkaitan dengan penderitaan. Pertama, orang percaya harus mengantisipasi pencobaan dan penderitaan dan mempersiapkan pikran mereka untuk menghadapinya, karena Kristus juga telah menderita (1 Ptr. 1:11; 4:12;5:9). Kedua, orang percaya harus bersukacita di tengah penderitaan karena antisipasi akan kedatangan kembali Kristus (1 Ptr. 3:14; 4:13). Ketiga, orang percaya dapat menderita karena ketidakadilan (1 Ptr. 2:19, 20, 21, 23; 3:17). Tidak ada pujian apabila seorang Kristen menderita karena perbuatan dosa, tetapi Allah menghargai orang percaya yang menangggung penderitaan karena ketidakadilan . Kristus menderita dan memberikan teladan kepada rang percaya untuk mengikuti contoh-Nya (1 Ptr. 2:21-23; 3:17-18; 4:1). Akhirnya, orang percaya bisa menderita menurut kehendak Allah (1 Ptr. 3:17; 4:19), tetapi di tengah penderitaan mereka akan dikatkan oleh Dia (1 Ptr. 5:10).
5. GEREJA
Gereja Universal. Petrus mengakui kesatuan dari orang Yahudi dan non-Yahudi dalam satu tubuh (Kis. 10:34-43). Pada saat deklarasi. Petrus mengumumkan bahwa orang non-Yahudi diterima oleh Allah tanpa harus menjadi orang Yahudi proselit berdasarkan upacara terlebih dahulu (Kis. 10:35).
Gereja Lokal. Di 1 Petrus menunjuk pada tanggungjawab penatua di gereja lokal. Tanggung jawab mereka adalah untuk menggembalakan domba Allah. Tugas penggembalaan adalah member makan (mengajar), melindungi, merawat, dan memperhatikan domba gembalaannya. Hal ini tidak boleh dilakukan dengan sikap mendominasi atau karena cintauang, tetapi dengan kerinduan dan sambil memberikan teladan dalam kesalehan. Petrus juga menyebut baptisan, dengan menggunakan analogi antara baptisan dan Nuh. Sebagaian air dari Nuh melambangkan pemutusan dengan kehidupan lama yang penuh dosa (1 Ptr. 3:21).
6. AKHIR ZAMAN
Kondisi. Mereka akan dikenali dari pengajaran mereka yang salah, di mana mereka akan menyangkali Tuan yang telah membeli mereka (2 Ptr. 2:1). Guru-guru palsu dapat dikarakteristikan melalui immoralitasmereka (2 Ptr. 2:14). Mereka memimpin padapenyesatan, tetapi mereka akan dihakimi oleh ristus pada waktu Ia kembali (2 Ptr. 2:9).
Kedatangan Kristus. Dalam kedua suratnya, Petrus kelihatannya membedakan antara pengangkatan gereja dan kedatangan Kristus yang kedua kalinya untuk menghakimi orang fasik. Kedatangan orang percaya pada saat pengangkatan akan merupakan pembebasan dan berkat, sedangkan Petrus mengidentifikasikan kehadiran dari penderitaan bagi orang percaya akan berkulminasi dalam pujian dan hormat pada saat pernyataan Kristus (1 Ptr. 1:7). Karena itu, Petrus mendorong orang percaya untuk memfokuskan pengharapan mereka pada wahyu dari Kristus (pengangkatan akan terimplikasi ) (1 Ptr. 1:13). Di 2 petrus, rasul Petrus menunjuk pada kedatangan Kristus yang akan menghakimi orang yang mencemooh akan kembali-Nya (2Ptr. 3:1-7). Kedatangan-Nya ini akan merupakan “ hari penghakiman dan kehancuran dari orang fasik” (ay 7).
Hidup Kekal. Petrus menjabarkan kedatangan Haru Tuhan yang tiba-tiba (2 Ptr. 3:10). Hari Tuhan digunakan dalam beberapa cara di Kitab Suci, tetapi sebagai istilah umum, hal itu memandang pada keseluruhan periode permulaan dengan orang tidak percaya danberkat bagi orang percaya akan berkulminasi dalam pujian dan hormat pada saat penyataan Kristus (1Ptr. 1:7). Karena itu, petrus mendorong orang percaya untuk memfokuskan pengharapan mereka pada wahyu dari Kristus (pengangkatan akan terimplikasi) (1 Ptr. 1:13). Di 2 Petrus, rasul Petrus menunjuk pada kedatangan Kristus yang akan menghakimi orang yang mencemooh akan kembali-Nya (2 Ptr. 3:1-7). Kedatangan-Nya ini akan merupakan “hari penghakiman dan kehancuran dari orang fasik” (ay. 7).
Hidup kekal. Petrus menjabarkan kedatangan Hari Tuhan yang tiba-tiba (2 Ptr. 3:10). Hari Tuhan digunakan dalam beberapa cara di Kitab Suci, tetapi yang tiba-tiba (2Ptr. 3:10). Hari Tuhan digunakan dalam beberapa cara di Kitab Suci, tetapi sebagai istilah umum, hal itu memandang pada keseluruhan periode permulaan dengan pengangkatan dan berhentinya millennium; jadi, Hari Tuhan meliputi penghakiman atas orang tidak percaya dan berkat bagi orang percaya. Dari 2 Petrus 3:10b-12, Petrus menjabarkan hidup kekal. Pada akhir millennium, langit akan berlalu dengan suatu suara yang rebut dan bumi akan terbakar. Ini merupakan wilayah dari terjadinya dosa; wilayah ini direnovasi dalam antisipasi pada kekekalan. Petrus mengakhiri studinya tentang akhir zaman dengan nasihat praktis (2 Ptr. 3:11)
INTRODUKSI TEOLOGI YUDAS
Penulis dari surat Yudas yang pendek ini disebut sebagai saudara Yakobus (ay. 1). Identifikasi dengan Yakobus mengusulkan bahwa itu adalah Yakobus, kepala gereja di Yerusalem. Jadi, penulis Yudas ini juga adalah saudaran tiri dari Tuhan Yesus (lihat Mat.13:55). Peristiwa untuk penulisan surat ini serupa dengan 2 Petrus, yaitu karena kehadiran guru-guru palsu. Tujuan penulisan dinyatakan di ayat 3: “supaya kamu tetap berjuang untuk mempertahankan iman yang telah disampaikan kepada orang-orang kudus”.
PEMBAHASAN TENTANG TEOLOGI YUDAS
Kristus
Dengan tema yang serupa dengan 2 Petrus, Yudas memperingatkan akan adanya guru-guru palsu yang menyangkali ‘satu-satunya Penguasa dan Tuhan kita’ (ay. 4). Sebutan penguasa dan Tuhan, keduanya menunjuk pada Kristus. Ini merupakan pernyataan Kristologi yang besar. Penguasa (Yunani despoten) berarti Kristus adalah ‘penguasa yang absolut’ (2Ptr. 2:1), kata Inggris depsot berasal dari kata Yunani ini. Yudas juga menunjuk pada Yesus sebagai Tuhan, yang merupakan sebutan keilahianNya (lih ay 25), yang diantisipasi sebagai penebus dan penguasa PL. meskipun Yudas sangat singkat, namun demikian ia telah memberikan pernyataan yang luar biasa untuk meninggikan kemuliaan Kristus.
Keselamatan
Yudas menujukan suratnya pada “mereka yang terpanggil”. Dalam pernyataan ini Yudas menunjuk pada doktrin pemilihan. Kata ‘dipanggil’ adalah bagi mereka yang telah dipanggil secara efektual pada keselamatan berdasarkan anugerah Allah yang efektif. Anugerah Allah itulah yang tidak dapat ditolak oleh manusia. Yudas lebih lanjut menekankan sekuritas dari keselamatan dengan menegaskan bahwa Allah akan memampukan orang percaya untuk berdiri di hadapan kemuliaan hadiratNya (ay. 24). Berdiri di hadapan Allah berarti mampu untuk bertahan, yaitu untuk diterima (kontras dengan Maz. 1:5). Yudas telah meneguhkan sekuritas orang percaya dalam keselamatan karena pemilihannya pada waktu yang lampau dan kemampuan Allah untuk mempertahankan orang percaya bagi kemuliaan di masa yang akan datang.
Malaikat
Yudas menunjuk pada malaikat yang ‘meninggalkan tempat tinggal mereka yang sebenarnya’, kemungkinan besar menunjuk pada kejatuhan Lucifer dari posisi yang tinggi, di mana ia menarik satu pasukan malaikat bersama dengan dia (Yes. 14:12-17, Yeh. 28:12-19). Kelihatannya, sebagian dari mereka yang jatuh telah diikat, sedangkan yang lain tetap bebas dan menjadi iblis. Yudas juga mengenali hirarkhi dari malaikat pada waktu menyebut Mikhael, sebagai penghulu malaikat (ay. 9), yang merupakan pembela Israel.
BAB X
PEMBAHASAN TEOLOGI YOHANES
Rasul Yohanes
Yohanes, saudara Yakobus dan akan dari Zebedeus, tadinya adalah seorang nelayan di Galilea (Mrk. 1:19-20). Ia pasti memiliki usaha yang cukup menguntungkan sehingga ia memperkerjakan pelayan-pelayan dalam usaha yang cukkup maenguntungkan sehingga ia memperkerjakan pelayan-pelayan dalam usaha nelayannya (Mrk. 1:20). Ibunya, Salome adalah saudara perempuan Maria, ibu Yesus. Hal itu berarti ia adalah saudara sepupu Yesus (lih Yoh. 19:25, dan Mat. 27:56, Mrk. 15:40,47). Ibunya adalah salah seorang yang mengikuti Yesus dan memberikan dukungan kepada kepada Yesus (lih Luk. 8:3, Mat. 27:55-56, Mrk. 15:40-41). Yohanes tidak diragukan sebagai salah satu dari dua murid yang mengikuti Yesus pada awal pelayanan-Nya (Yoh. 1:35-37). Kira-kira setahun setelah itu, Yohanes disebut sebagai salah satu dari ke dua belas rasul (Mat. 10:2).Yohanes bersama Petrus dan Yakobus adalah salah satu dari ketiga orang yang dekat Yesus yang menyaksikan transfigurasi (Mat. 17:1-8), kebangkitan anak perempuan Yairus (Mrk. 5:37-43), dan pada waktu Yesus bergumul dalam doa ditaman Getsemani (Mat. 26:37-38). Pada perjamuan terakhir, Yohanes yang dikenal sebagai murid’yang dikasihi oleh Yesus’ memiliki posisi khusus disamping Yesus (Yoh. 13:23). Yesus juga menyerahkan Maria pada pemeliharaan Yohanes di Kayu Salib (Yoh. 19:26-27). Yohanes melihat kebangkitan Yesus paling sedikit dua kali sebelum kenaikan, yaitu diruang atas (Yoh. 20:19-29) dan di Galilea (Yoh. 21:2) dan paling sedikit tiga kali setelah kenaikan, yaitu sebagai Tuhan dari gereja (Why. 1:12-18), Hakim orang berdosa (Why. 5:4-7) dan Raja segala raja (Why. 19:11-16). Di kitab Kisah Para Rasul ia muncul dalam posisi utama bersama dengan Petrus (Kis 3:1, 4:13, 8:14-17). Yohanes dikenal sebagai salah satu sokoguru dari gereja (Gal. 2:9). Menurut Irenaeus, Yohanes suatu waktu pindah ke Ester dan tinggal sampai usia lanjut, hidup sampai pemerintahan Trajan (98-117 AD)
Teologi Yohanes
Sumber untuk studi teologi Yohanes adalah Injil Yohanes dan Kitab Wahyu. Yohanes memberikan sebuah ringkasan dari teologinya dipendahuluan dari injilnya (Yoh. 1:1-18), dimana di dalamnya ia menjabarkan dosa yang menggenapi dunia dan menolak terang itu.
Injil Yohanes
Bukti eksternal yang di dapat melalui kesaksian Ignatius, Polycarpus, Tatian, Theophilus dan yang lain menyatakan bahwa Yohanes adalah penulis dari Injil itu. Bukti internal menyatakan bahwa ia adalah seorang Yahudi dari Palestina yang menjadi seorang saksi dari peristiwa yang diceritakannya. Menurut tradisi, injil Yohanes diberi tanggal penulisan yang kemudian, Eusebius, misalnya menyatakan bahwa Yohanes menulis yang paling akhir dari semua, oleh karena itu Injil Yohanes secara tradisi telah diberi tanggal 80-95AD. Namun penulis liberal John A.T.Robinson mengusulkan komposisi terakhir tertanggal kira-kira 65 AD untuk injil itu. Secara umum disepakati bahwa Yohanes menulis injil yang terakhir, karena itu kemungkinan besar ditulis sebagai suplemen dari injil yang lain.
Untuk alasan tersebut Yohanes kemungkinan besar memiliki pandangan tentang gereja dan dunia secara umum sebagai pembacanya. Berlawanan dengan sinoptik, Yohanes menulis bagi pembaca secara umum. Keunikan injil ini terlihat dalam 92% isinya tidak terdapat dari injil sinoptik. Yohanes memasukan percakapan yang besar dan peristiwa-peristiwa dari kehidupan Kristus yang tidak terdapat ditempat lain (6:22-71; 7:11-52; 8:21-59; 9:1-41; 10:1-21; 11:1-44; 12:20-50; 13:1-20; 14:1-16-33; 17:1-26). Yohanes memakai kata-kata tertentu lebih sering dari penulis-penulis lain: terang (21 kali), hidup (35 kali), dan kasih (31 kali), demikian pula kata lain seperti Anak Allah, percaya, dunia, saksi dan kebenaran. Tujuan Yohanes menulis dinyatakan dalam Yohanes 20:30-31, supaya orang percaya kepada Yesus sebagai Kristus. Oleh karena itu, Yohanes memillih tanda-tanda tertentu untuk memperlihatkan otoritas Yesus atas wilayah tertentu. Melalui pemilihan Yohanes yang hati-hati akan tanda-tanda ia mempresentasikan otoritas Yesus sebagai Mesias dan mendorong orang untuk beriman kepada-Nya (20:30-31)
Surat-surat Yohanes
1Yohanes
Ada dua faktor dalam penulisan 1 Yohanes: (1). Yohanes menulis berkaitan dengan adanya guru-guru palsu dan kerohanian yang tidak stabil dari orang percaya. Ia memperingatkan tentang antikristus yang menyangkali kemanusiaan Yesus yang sejati. (2). Yohanes juga menulis tentang kondisi spiritualitas dari orang percaya. Sebagian dari mereka tidak hati-hati dalam perjalanan mereka, dan terlibat dengan dunia ini (2:15-17). Yohanes menulis untuk menjelaskan persekutuan yang sejati dengan Anak Allah.
2 Yohanes
2 Yohanes memiliki terminologi yang mengidentifikasikannya dengan 1Yohanes:”kebenaran”, “berjalan”, “perintah baru”, “kasih” dan yang lainnya. Yohanes kedua kemungkinan besar ditulis kira-kira tahun 80 AD di Efesus. 2 Yohanes ditujukan kepada “ibu pilihan dan anak-anaknya”. Hal ini dapat menunjuk pada : a) gereja universal, b) gereja lokal, c) seorang ibu yang sebenarnya. Dalam penggunaan bahasa yang normal, Yohanes kemungkinan besar menulis pada seorang ibu tertentu yang ia kenal tetapi yang tidak dikenal oleh para sarjana pada zaman ini. Yohanes menulis untuk memperingatkan ibu itu (dan gereja yang kemungkinan besar bertemu di rumahnya) melawan kedatangan guru-guru sesat. Ibu itu suka member tumpangan, dan Yohanes melihat bahaya khusus dari undangan ibu itu pada guru-guru sesat ke rumahnya. Yohanes memperingatkannya untuk tidak memberikan tumpangan kepada guru-guru sesat itu (2Yoh. 10)
3 Yohanes
Asosiasi yang dekat antara 2 dan 3 Yohanes karena keduanya berkaitan dengan surat yang pertama dan hal itu mengharuskan penulis ketiga surat itu orang yang sama. Yohanes ketiga kelihatannya ditulis di Efesus kira-kira tahun 80 AD. Yohanes ketiga ditujukan pada Gayus yang tercinta, tidak ada keterangan lain tentang dirinya, selain dari pernyataan ini. Yohanes menulis untuk memberikan instruksi kepada Gayus tentang Diotrefes, seorang pribadi yang berpengaruh di gereja yang berkeinginan untuk mendapatkan posisi yang utama. Yohanes menulis untuk menguatkan Gayus tentang problema Diotrefes dan untuk mencela dosa Diotrefes.
KITAB WAHYU
Ada cukup banyak bukti eksternal yang mendukung Yohanes sebagai penulis kitab Wahyu, dukungan itu datang mulai dari penulis-penulis abad mula-mula seperti justin Martyr, Irenaeus, dan Tertullian. Bukti internal, penulis sendiri menyatakan dirinya sebagai Yohanes (1:1, 4, 9; 22:8). Kitab Wahyu menunjukkan suatu kesamaan dengan Injil Yohanes, menerapkan kata-kata yang lazim di keduanya: Firman, domba, Yesus, saksi, benar, melampaui, tinggal, sumber air hidup, dan lain sebagainya. Westcott, Lightfoot dan Hort mengusulkan 68 AD atau 69 AD sebagai tanggal penulisan kitab Wahyu, namun secara tradisi penanggalan yang diberikan adalah 95 AD. Yohanes menujukan kitab Wahyu kepada tujuh gereja di Asia (1:4). Yohanes menulis untuk beberapa alasan: untuk menguatkan orang Kristen di tengah penganiayaan di bawah Domitian (naik takhta tahun 81 AD) dan mengingatkan mereka akan kemenangan terakhir dan Yesus Kristus, menyampaikan kebenaran nubuatan PL pada akhir penggenapannya, dan memberikan gambaran dari kemenangan Kristus pada waktu penghakimanNya dan pada waktu pemerintahan milenial-Nya.
PEMBAHASAN TEOLOGI YOHANES
Wahyu
Yohanes menjabarkan wahyu dengan dua cara: wahyu melalui kitab suci dan melalui Putra Allah.
1. Kitab suci Yesus mengingatkan orang Yahudi yang tidak percaya bahwa kitab suci memberikan kesaksian tentang diri-Nya (Yoh. 5:39). Yesus meneguhkan bahwa Kitab suci adalah kebenaran yang proposional, yang menyatakan terang Allah melalui diri-Nya. Kristus menyatakan bahwa “kitab suci tidak dapat dibatalkan (Yoh. 5:45-47)
2. Anak Allah pada pendahuluan injilnya, Yohanes menyatakan bahwa wahyu Allah dimanifestasikan melalui anak-Nya. Pribadi yang telah bersama Bapa sejak kekekalan (Yoh 1:1), sekarang tinggal dengan manusia, dan Yohanes bersukacita karena melihat kemuliaanNya. Yohanes menjelaskan wahyu melalui Kristus terpisah dari wahyu melalui Musa, hukum datang melalui Musa, tetapi anugerah dan kebenaran diberikan melalui Yesus Kristus. Tujuan Yohanes adalah untuk menekankan wahyu yang lebih besar yang datang melalui Kristus. Yohanes menutup prolog itu dengan menyatakan dilema (tidak ada seorang pun yang pernah melihat Allah) dan solusinya (tetapi Anak Tunggal Allah . . . . Dialah yang telah menyatakan-Nya).
Dunia
Yohanes menggunakan kata dunia untuk menjelaskan tentang dunnia yang berada dalam dosa, kegelapan, dan dibawah kuasa Setan.
Dunia dalam kegelapan. Orang-orang dunia membenci terang, karena terang itu mengekspos dosa mereka, Yesus mengatakan bahwa ini adalah alasan kenapa dunia membenci-Nya (Yoh 7:7). Sistem dunia yaitu keinginan daging, keinginan mata, dan keangkuhan hidup (1 Yoh 2:16), telah memimpin manusia kepada dosa bahkah semenjak Hawa pertama dicobai di taman. Isu dasar dari dosa adalah penolakan untuk percaya bahwa Yesus adalah terang itu (Yoh 3:19-20); Roh kudus terus meyakinkan manusia tentang dosa yang sama, yaitu penolakan untuk percaya pada Kristus (Yoh 16:8-9). Akhir tragis sebagai akibat dari dosa adalah maut (Yoh 8:21-24)
Dunia dibawah Setan. Yesus menjelaskan kenapa orang yang tidak percaya melakukan dosa, hal itu karena mereka adalah keturunan dari si jahat (Yoh 8:44). Karena si jahat adalah pembohong dari awalnya, maka wajarlah apabila keturunan rohani dari si jahat menolak Kristus yang adalah kebenaran.
Inkarnasi
Terang. Terang adalah istilah popular dari Yohanes. (Yoh 1:4-5, 7-9; 3:19-21, 5:35; 8:12; 9:5; 11:9-10, 12:35-36, 46; 1Yoh 1:5,7;2:8-10, Why 18:23, 22:5). Yesus tidak memperlihatkan jalan pada terang, karena Ia adalah Terang itu. Yesus mensejajarkan diri-Nya dengan Allah Bapa dalam mengklaim diri-Nya sebagai terang.
Hidup. Hidup juga merupakan istilah popular di Yohanes, ia menggunakannya tiga puluh enam kali di injil, tiga belas kali di 1 Yohanes dan lima belas kali di kitab wahyu. Mujizat inkarnasi ialah bahwa Yesus adalah hidup (Yoh 1:4). Yohanes menyejajarkan Yesus dengan keilahian, dengan demikian sama halnya dengan Bapa yang adalah sumber kehidupan , demikian pula Anak memiliki hidup dalam diriNya sendiri (Yoh 1:4). Yesus memiliki hidup dari diri-Nya sendiri. Segala sesuatu dan siapa pun juga bergantung pada Yesus untuk hidup di dalam segala sesuatu yang lain di atas dunia ini.
Anak Allah. Yohanes menjabarkan Inkarnasi Kristus dengan menunjuk pada Yesus sebagai Putra Allah atau Putra. Yesus menggunakan istilah-istilah itu untuk diri-Nya sendiri. Orang Yahudi yang tidak percaya menangkap signifikasi dari klaim itu, lalu mereka berusaha untuk melempari Dia dengan batu atas dasar penghujatan , dimana Yesus telah menyejajarkan Diri-Nya dengan Allah (Yoh 5:18). Ia selalu menyebut Allah sebagai “Bapa-Ku”, tidak pernah “Bapa Kami” (Lih Yoh 20:17). Yohanes sangat tegas dalam menekankan kesetaraan Yesus dengan Allah.
Anak manusia. Yesus pada umumnya menggunakan sebutan “Anak Manusia” untuk menunjuk pada misi-Nya (Yoh 1:51, 3:13-14, 5:27, 6:27, 53, 62; 8:28; 9:35; 12:23, 34; 13:31). Istilah “Anak Manusia” jadi menunjuk pada konsep Kristus akan diri-Nya sebagai yang berasal mula dari surga dan sebagai pemilik kemuliaan surga. Pada saat yang sama hal itu menunjukkan kepada kita tentang kerendahan-Nya dan penderitaan-Nya bagi manusia. Keduanya adalah sama.
Pendamaian
Dalam nubuatan. Meskipun kata pendamaian bukan merupakan kata di PB, hal itu menunjuk pada apa yang telah diselesaikan oleh Kristus di atas kayu salib melalui penderitaan dan kematian-Nya. pada waktu Yohanes pembaptis menyerukan “lihatlah Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia”. Yohanes berbicara tentang penggenapan dari persembahan korban di PL. Persembahan korban di PL menunjuk pada kematian Mesias untuk pendamaian.
Dalam sejarah. Karya Kristus,sesuai dengan tujuan-Nya datang ke dunia, digenapkan dalam Yohanes 19:30. Setelah enam jam di atas kayu salib Yesus berseru, “sudah selesai” (Yunani:tetelestai). Yesus tidak mengatakan “saya telah selesai”, tetapi “telah selesai”. Ia telah menyelesaikan pekerjaan-Nya yang diberikan Bapa kepada-Nya, karya keselamatan telah diselesaikan. Lebih lanjut Yohanes berkata Kristus adalah “korban pendamaian” (yunani hilasmos) bagi dosa-dosa dunia. Kata itu hanya digunakan di Roma 3:25 dan 1 Yohanes 4:10. Korban pendamaian berpusat pada Allah, yang mengatakan bahwa dosa telah melanggar kekudusan Allah, dan melalui kematian Kristus Allah Bapa dipuaskan dan sekarang Ia bebas untuk menyatakan kemurahan dan pengampunan-NYa kepada orang berdosa yang percaya.
Kebangkitan. Yohanes menjabarkan kisah kebangkitan di Yohanes 20 untuk memperlihatkan penebusan Kristus telah sampai pada puncaknya dikebangkitan. Penebusan Kristus tidak berakhir pada kematian-Nya tetapi pada kebangkitan-Nya, kebangkitan itu harus terjadi untuk meneguhkan Anak Allah (Rm 1:4)
Roh Kudus
Percakapan di Ruang atas (Yoh 14-16), yohanes mencatat pengajaran Yesus berkaitan dengan Roh Kudus. Ketiga pasal itu memberikan informasi yang paling rinci tentang Pribadi dan karya Roh Kudus.
Pribadi-Nya. Kepribadian dari Roh Kudus dilihat dalam kata ganti yang digunakan untuk menjabarkan tentang Dia. Meskipun kata Roh (Yunani: pneuma) adalah netral, Yesus mengatakan “Ia (maskulin) akan mangajarkan kamu segala sesuatu (Yoh 14:26)
Karya-Nya. Ia meyakinkan dunia (Yoh 16:8-11). Karya meyakinkan (Yunani:elegxei) adalah pekerjaan seorang pengacara penuntut yang mana Ia berusaha untuk meyakinkan seseorang akan sesuatu. Ia melahirbarukan (Yoh 3:6). Ia mengajar kepada murid-muridNya (14:26). Ia tinggal (14:16-17)
Hal-hal terakhir
1. Pengangkatan tanpa diragukan Yohanes menunjuk pada pengangkatan dalam Yohanes 14:1-3. Pengangkatan berkaitan dengan gereja.
2. Kesengsaraan ketujuh meterai ini akan dibukakan di dunia pada awal kesengsaraan (Why 6:1-8:1) yang akan membawa kemenangan bagi binatang buas itu (6:1-2), perang (6:3-4), kelaparan (5-6), kematian (7-8), mati syahid (9-11) dan ledakan di langit dan dibumi (12-17). Meterai ketujuh mengawali sangkakla ketujuh (8:2-11:9). Sangkakala ketujuh akan mengawali cawan penghakiman (11:15-19; 15:1-16:21). Masa kesengsaraan berpuncak pada kembalinya Kristus, dimana Ia akan menakhlukkan semua bangsa di dunia (19:11-12)
3. Antikristus Yohanes menggunakan istilah Antikristus untuk menjabarkan mereka yang pada zamanya mendirikan doktrin yang salah tentang Kristus (1Yoh 2:18, 22, 4:3, 2Yoh 7). Natur dari bidat ini adalah menyangkali kemanusiaan Yesus (2Yoh 7), Kristus hanya tampil seperti hantu, Ia tidak benar-benar mengambil rupa manusia. Yohanes menyebut pribadi yang menyangkali Yesus sebagai Binatang Buas (Why 11:7, 13:1, 12, 14, 15). Yohanes menjabarkan Binatang Buas ini sebagai binatang pertama. Binatang pertama adalah penguasa politik (13:1-10)dan binatang pertama didukung oleh binatang kedua yang adalah nabi palsu dan memaksa manusia untuk menyembah binatang pertama (13:11-12). Pada kedatangan Kristus yang kedua, baik binatang pertama maupun kedua akan dilemparkan ke dalam lautan api (19:20)
4. Kedatangan Kristus yang Kedua Yohanes menggambarkan kembalinya Kristus dengan kemenangan bersama pengantin perempuan-Nya, yaitu gereja (Why 19:6-8). Pernikahan Kristus dengan gereja terjadi di surga pada waktu periode kesengsaraan. Kristus kembali dengan pengantin perempuan-Nya untuk memulai pesta pernikahan, yaitu di kerajaan Milenial yang terjadi di atas bumi (19:9-10)
5. Kerajaan Milenial dan kekekalan Yohanes menjabarkan kebangkitan dari masa kesengsaraan dan orang-orang kudus PL pada akhir masa kesengsaraan (Why20:4-5) mereka adalah bagian dari kebangkitan pertama. Istilah kebnagkitan pertama tidak menjabarkan kebangkitan secara umum dari orang percaya, tetapi suatu kebangkitan kepada kehidupan (20:6). Paling tidak ada beberapa tahap dalam kebangkitan yang pertama, yaitu zaman orang-orang kudus dibangkitan sebelum masa kesengsaraan (1Tes 4:13-18), di mana orang-orang kudus di PL dan di masa kesengsaraan, dibangkitan setelah masa kesengsaraan (Why 20:4). Orang tidak percaya dibangkitkan pada akhir masa Milenium, dimana mereka akan dilemparkan ke dalam lautan api (Why 20:11-15)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar